Arahan Bikin Bom dari Bahrun Naim Lewat Aplikasi Telegram

Minggu, 11 Desember 2016 – 06:52 WIB
Suasana rumah terduga teroris di Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12). Polisi mengamankan tiga orang tersangka dua diantaranya laki-laki dan satu perempuan terkait kepemilikan bom high explosive yang ditemukan di lokasi tersebut. FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - JAKARTA – Sempat mencuat dugaan bahwa kemampuan kelompok teroris menurun.

Ini karena beberapa waktu lalu, aksi teror bom bunuh diri hanya menewaskan pelaku.

BACA JUGA: Perempuan "Calon Pengantin" Bom Bunuh Diri di Istana itu, Ternyata...

Namun, setelah Polri mengungkap laboratorium bahan peledak di Majalengka, kondisi berubah. Ditambah lagi dengan ditemukannya bom panci berdaya ledak tinggi di Bekasi kemarin (10/12).

Polri memastikan bahwa jaringan dari kelompok pembawa bom itu terhubung dengan Bahrun Naim.

BACA JUGA: Ingat! Pemenuhan Hak Korban jangan Sekadar Seremonial

Dia adalah warga negara Indonesia yang diyakini terkait dengan kelompok ISIS di Syria. Dalam pengungkapan laboratorium bahan peledak di Majalengka, nama Bahrun Naim juga mencuat.

Pengamat terorisme Al Chaidar menjelaskan, sangat wajar jika Naim berada di balik rencana aksi teror di Indonesia.

BACA JUGA: Waspada, ISIS Susupi Ormas Penolak Pancasila

Sebab, yang bersangkutan terus berkomunikasi dengan kelompok-kelompok teror di tanah air.

”Melalui aplikasi telegram, dia selalu memberikan arahan,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin.

Bahkan, arahan itu sampai pada tata cara membuat bom dengan bahan-bahan yang sederhana dan mudah diperoleh. ”Dia membagi pengetahuannya sampai mendasar,” kata Chaidar.

Petunjuk-petunjuk pembuatan bom tersebut bahkan telah tersebar di antara kelompok-kelompok teror itu. Saling share pengetahuan membuat bom tersebut sangat berbahaya.

”Mereka biasanya praktik membuat bahan dan melakukan uji coba,” ujarnya.

Praktik pembuatan bom semacam itu bisa mengancam masyarakat. Sebab, bila dilakukan asal-asalan, bom bisa saja meledak sewaktu-waktu. ”Sering kita dengar bom meledak saat dirakit,” ucapnya.

Chaidar yakin kemampuan merakit bom dan bahan peledak akan terus berkembang selama Naim bisa berkomunikasi dengan kelompok teror.

Saat ini Naim memiliki hubungan dengan kelompok Ustad Afif yang pada awal 2015 pernah ditangkap karena mengajak masyarakat bergabung dengan ISIS.

”Tapi, akhirnya Afif ini dilepas karena hukum tidak bisa menjerat,” katanya.

Ada kemungkinan Afif juga terhubung dengan empat orang yang tertangkap di Bekasi dan Karanganyar.

Chaidar menjelaskan, selain Afif, memang ada kelompok lain yang cukup kuat di Bekasi.

Langkah utama yang perlu dilakukan, tutur Chaidar, ialah membuat terobosan menghentikan Naim.

”Kalau bisa dipangkas Bahrun Naim ini, kemampuan kelompok teror akan menurun drastis,” ucapnya. (idr/c9/ca/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Deradikalisasi Tak Maksimal, Napi Terorisme Tetap Menganut Paham Radikal


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler