Arahan Mentan Sangat Jelas, Penggunaan Anggaran Harus Efisien dan On The Track

Jumat, 15 April 2022 – 09:19 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL). Foto: Dok Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) sukses mengawal dua tugas utama terutama melewati dua tahun pandemi, yakni ketersediaan pangan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Kepala Biro Perencanaan Kementan Ketut Kariyasa mengungkapkan salah satu kunci keberhasilan tersebut adalah etos kerja dan dedikasi seluruh jajaran Kementan.

BACA JUGA: Kementan Pastikan Pastikan 12 Bahan Pangan Pokok di Daerah Ini Aman Hingga Lebaran

Menurutnya, selama pandemi, Kementan bekerja justru lebih keras lagi dalam rangka memastikan kebutuhan pangan bagi 273 juta penduduk Indonesia terpenuhi.

"Bahkan pada hari libur pun Mentan dan pegawai lainnya tetap bekerja di lapangan dengan segala risikonya di masa pandemi Covid-19," kata Ketut di Jakarta, Jumat (8/4).

BACA JUGA: Anggota DPR Dorong Penambahan Anggaran Tahun Depan untuk Kementan, Ini Alasannya

Dia menyampaikan sektor pertanian memegang peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Namun hal tersebut tidak turut diikuti dengan peningkatan anggaran.

BACA JUGA: Anggota DPR Apresiasi Peluncuran Aplikasi Pelaporan KUR Kementan

Faktanya, Ketut mengatakan anggaran Kementan memang terus turun dari tahun ke tahun.

Pada 2015 adalah yang tertinggi, yaitu Rp 32,72 triliun.

Kemudian pada 2016 turun jadi Rp 27,72 triliun, Rp 24,23 triliun (tahun 2017), Rp 23. 90 triliun (tahun 2018) dan Rp 21,71 triliun (tahun 2019), Rp 15,8 triliun (tahun 2020), kemudian Rp 19,71 triliun (tahun 2021) dan yang terbaru untuk 2022 ditetapkan sebesar Rp 14,45 triliun.

“Bisa dilihat bahwa anggaran Kementan terus menurun dari tahun ke tahun, namun ini tidak menurunkan kinerja sektor pertanian utamanya dalam menjaga ketersediaan pangan di seluruh daerah,” kata Ketut.

Upaya menjaga ketersediaan pangan dan memastikan pangan cukup yang tidak pernah mengenal waktu itu menurut Ketut berimplikasi kepada aktivitas perjalanan dinas (Perjadin) yang cukup tinggi.

"Arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo sangat jelas. Beliau selalu menekankan penggunaan anggaran yang efisien, harus on the track termasuk anggaran Perjadin dan tentunya berdampak pada petani dan pemulihan ekonomi negara," ungkapnya.

Lebih lanjut, Ketut menjelaskan anggaran perjalanan di Kementan sesuai penyampaian Sekjen Kementan Kasdi Subagyono pada saat RDP bersama komisi IV DPR RI, disebut sebesar maksimal 10 persen dari anggaran biaya tetap operasional atau Rp 1,1 triliun adalah sesuai dengan rambu-rambu selama ini dalam rangka efisiensi dan efektivitas pengawalan pelaksanaan program.

Berdasarkan peraturan, anggaran Perjadin Kementan masih sesuai dengan angka yang ditetapkan.

"Sumber anggaran Perjadin dari uang rakyat, maka setiap rupiah yang dikeluarkan dalam pelaksanaannya haruslah sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan negara dan itu sudah Kementan lakukan," tegasnya.

Dampak positif dari penggunaan anggaran yang baik dan efisien ini, terlihat dari kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sektor pertanian yang positif, ekspor komoditas pertanian melonjak siginifikan sepanjang 2021 yang mencapai Rp 625,04 triliun atau meningkat 38,6 persen persen dari nilai ekspor 2020.

Namun yang terpenting indikator kesejahteraan petani dalam kurun 2 tahun terakhir terus naik, nilai tukar petani (NTP) Maret 2022 meningkat 0,42 persen menjadi 109,29.

“Semua capaian ini karena seluruh elemen di Kementan bergerak. Turun ke lapangan dan bekerja keras. Hingga hari ini, 11 pangan pokok juga jaga dengan baik. Kami pastikan makanan rakyat cukup ketersediaannya,” tutup Ketut. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler