jpnn.com, JAKARTA - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Arcandra Tahar menuturkan infrastruktur merupakan salah satu kunci dalam pengembangan bisnis minyak dan gas (migas).
Itu sebabnya sebelum membangun infrastruktur, perusahaan migas harus memastikan darimana sumber pasokan migasnya serta potensi pasar yang akan menyerap energi tersebut.
BACA JUGA: Ini Penyebab Laba PGN Merosot Versi CERI
"Selanjutnya, aspek teknologi dan komersial akan menjadi faktor penentu, apakah infrastruktur yang dibangun tersebut mampu menciptakan multiplier bisnis secara maksimal dalam kurun waktu tertentu kepada pelaku ekonomi," kata Arcandra, Selasa (3/11).
Saat ini PGN kata Arcandra, terus melakukan berbagai upaya untuk tetap mengembangkan infrastruktur di berbagai daerah.
BACA JUGA: Ivan Gunawan Bilang Tahun Depan Bakal Menikah, Deddy Corbuzier: Memang Kuat?
Tim di internal PGN akan merumuskan dan menentukan terlebih dahulu beberapa aspek strategis dan teknis yang harus dilalui sampai akhirnya bisnis berjalan secara optimal.
"Misalnya pada tahap awal, harus ditentukan target bisnis proyek tersebut secara jelas, terukur berdasarkan data yang valid. Deadline dan milestone yang akan dicapai harus clear dengan didukung oleh pemahaman yang matang terhadap pasar atau konsumen," jelasnya.
BACA JUGA: Archandra Tahar Gerus Suara Prabowo di Ranah Minang
Sebelum kontruksi dari sebuah infrastruktur akhirnya dibangun, maka tim proyek itu harus melalui beberapa fase strategis.
Fase-fase berikutnya, juga harus dilakukan secara disiplin dan ketat.
Hal ini untuk memastikan bahwa sebuah proyek infrastruktur yang dibangun oleh PGN tidak saja memberikan manfaat bagi masyarakat tapi juga mampu memperkuat fundamental perusahaan guna mendukung ekspansi berikutnya.
"Catatan pentingnya, menentukan teknologi, strategi kontrak, estimasi capek dan opek serta opsi pembiayaan akan menjadi bagian dari fase krusial dalam pembangunan sebuah proyek infratruktur," ujarnya.
Wakil Menteri Energi san Sumber Daya Mineral Kabinet Kerja 2016-2019 ini menegaskan, faktor teknologi dan aspek komersial inilah yang kini dikedepankan oleh PGN dalam memutuskan sebuah proyek infrastruktur migas.
Hasilnya juga telah terbukti efektif. Pada proyek infrastruktur pipa minyak ke blok Rokan, PGN bisa menghemat biaya USD150 juta atau lebih dari Rp2,1 triliun.
Beberapa proyek infrastruktur yang akan segera dibangun PGN juga didorong untuk semakin efisien.
Strategi bisnis yang dikembangkan tetap mengedepankan optimalisasi teknologi dan komersial serta adanya kepastian pasokan dan konsumen yang akan menjadi target pasarnya.
"Dengan dukungan sumber daya manusia yang sudah teruji, PGN bisa lebih mengoptimalkan perannya dalam membangun dan mengembangkan infrastruktur migas, khususnya gas bumi agar dapat menjangkau lebih banyak konsumen di lebih banyak daerah," tegas Arcandra.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy