Ini Penyebab Laba PGN Merosot Versi CERI

Selasa, 15 September 2020 – 23:34 WIB
Ilustrasi PGN. Foto: Ist PGN for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) belum lama ini melaporkan kinerja keuangan, pada semester I 2020, seiring turunnya pendapatan di tengah pandemi Covid-19.

Laporan kinerja keuangan semester I-2020 tersebut membuat harga saham PGN anjlok mencapai 87,56 persen.

BACA JUGA: Berhasil Pangkas Biaya Proyek Pipa Rokan Hingga Rp2,1 Triliun, PGN Perkuat Bisnis

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan Jumat (4/9) kemarin, laba periode berjalan yang bisa didistribusikan kepada pemilik induk di semester I 2020 hanya sebesar US$ 6,72 juta atau sekitar Rp 97,5 miliar (kurs Rp 14.500/USD).

Sementara periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih tercatat USd 54,04 juta.

BACA JUGA: Jika PGN Dipaksa Rugi, Infrastruktur Tidak Terbangun

Pendapatan subholding gas PT Pertamina ini juga sejalan dengan hal itu, beban pokok pendapatan juga terkoreksi dari USD 1,21 miliar menjadi USd 1 miliar.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengatakan pencapaian kinerja keuangan semester I Tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat, yakni dampak pandemi Covid-19.

BACA JUGA: BUMN Salurkan Pupuk Bersubsidi Sesuai Penugasan Kementan

Di samping itu, turunnya harga minyak dunia dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Kondisi tersebut menurutnya berpengaruh kepada usaha PGN, terutama sektor hulu yang tergantung pada pasar, terutama harga minyak dan gas serta harga LNG.

"Rendahnya harga minyak dan gas menyebabkan penurunan pendapatan sektor hulu sedangkan biaya pengoperasian tidak serta merta mengikutinya," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman menilai ada faktor lain yang menjadi penyebab laba PGN terus merosot.

Yusri menduga, salah satu penyebab melemahnya kinerja PGN saat ini akibat adanya ketidakharmonisan antara dewan direksi dan dewan komisaris selepas pengangkatan Suko Hartono sebagai Dirut dan Achandra Tahar sebagai Komisaris awal 2020.

"Ketidakharmonisan itu terasa kental ketika rapat-rapat BOD dengan BOC digelar, akibatnya banyak program-program jalan di tempat," duga Yusri.

Faktor lain menghambat PGN adalah masalah Proyek Pergantian Pipa Rokan sepanjang 367 km melalui anak perusahannya PT Pertagas, yang diduga ada intervensi untuk melakukan penunjukan ke PT Ishar Gas.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler