Argentina Legalkan Perkawinan Gay dan Lesbian

Jumat, 16 Juli 2010 – 09:32 WIB
PENDUKUNG - Sepasang kekasih homoseksual tampak berciuman di luar gedung Kongres Argentina, di sela aksi mereka mendukung keluarnya aturan yang melegalkan pernikahan sejenis. Foto: Natacha Pisarenko/AP.

BUENOS AIRES – Argentina menorehkan sejarah baruKamis (15/7) kemarin, Argentina secara resmi melegalkan perkawinan sejenis, sekaligus menjadi negara pertama di Amerika Latin yang memberi perlakuan sama terhadap kaum gay dan lesbian dalam hak untuk menikah.

Namun tak mudah bagi Argentina untuk memiliki undang-undang yang melegalkan perkawinan sesama jenis

BACA JUGA: AS Menentang Prancis soal Burqa

UU itu dicapai setelah melalui debat panjang di parlemen Argentina
Dalam proses pengambilan keputusan atas RUU Pernikahan sejenis, 33 senator menyetujuinya, 27 menolak dan tiga lainya memilih abstain

BACA JUGA: Menantu Osama di Inggris Minta Cerai



Seperti dilaporkan Associated Press, setelah pengambilan keputusan di senat yang berlangsung hingga pukul 04.00 pagi itu, Presiden Cristina Fernandez yang juga menjadi pendukung RUU langsung mengesahkannya sehingga UU Perkawinan Sejenis efektif berlaku


Perdebatan dalam pengambilan keputusan atas RUU Perkawinan Sejenis berlangsung hingga 16 jam

BACA JUGA: Ilmuwan Nuklir Iran Terima Gaji dari CIA

Di luar parlemen, pihak yang pro dan kontra juga menggelar aksi di tengah malam yang dingin

Politisi yang menolak RUU Perkawinan Sejenis menganggap hal itu berbahaya bagi kelangsungan umat manusia"Perkawinan antara laki-laki dan perempuan telah ada sejak berabad-abad dan sangat penting untuk melestarikan spesies manusia," ujar Senator Juan Perez Alsina yang biasanya menjadi pendukung Presiden Cristina Fernandez, namun kali ini dikenal vokal menentang UU Perkawinan Sejenis

Sementara dari kubu pendukung RUU, Norma Morandini, menyatakan, kaum gay selama ini telah terdiskriminasi dan tertindas"Apa yang mendefinisikan kita adalah kemanusiaan kita, sedangkan yang melawan kemanusiaan adalah intoleransi," tandasnya

Sudah barang tentu, UU itu akan membawa gelombang besar-besaran pernikahan kaum gay maupun lesbian yang jumlahnya semakin meningkat di Buenos AiresDi Buenos Aires, jumlah gay dan lesbian tak hanya semakin meningkat, tetapi juga semakin bisa diterima.

Meski demikian, penolakan tetap berlangsungKampanye yang digalang Gereja Katholik Roma dan para Penginjil, dengan mengajak 60 ribu orang menggelar unjuk rasa di parlemen serta mendesak para orang tua di gereja maupun sekolah untuk melawan aturan itu

Kardinal Jorge Mario Bergoglio menyatakan, dengan adanya UU yang melegalkan perkawinan sejenis itu maka setiap orang bakal merasakan kehilangan.  "Anak-anak harus punya hak untuk dibesarkan dan dididik oleh ayah dan ibunya," ujar Kardinal Jorge.

Sebelum adanya UU Perkawinan Sejenis, sembilan pasangan gay yang telah menikah di Argentina mencoba meyakinkan Pengadilan untuk mendapat persamaan hak dalam perkawinanNamun perkawinan itu dinyatakan tidak sah.

Di beberapa negara Amerika Latin seperti Uruguay, Meksiko atau Brasil, pernikahan sejenis sebenarnya sudah diakuiNamun hal itu baru berlaku di beberapa negara bagian saja, dan tidak berlaku di seluruh negeriSedangkan Argentina menjadi negara Amerika Latin pertama yang memberlakukan UU Perkawinan Sejenis di seluruh wilayahnya

Para pembela hak kaum gay dan lesbian menganggap keputusan Argentina itu merupakan langkah bersejarah dan menjadi momentum untuk melakukan upaya serupa di penjuru dunia lainnya"Pilihan bersejarah hari ini menunjukkan seberapa jauh Argentina yang Katholik berjalan, dari kediktatoran menuju nilai-nilai demoktrasi yang sebenarnya, dan seberapa jauh kebebasan untuk menikah telah datang," ujar Evan Wolfson, aktifis dari Freedom to Marry yang berbasis di Amerika Serikat.

Sementara yang menentang, seperti disampaikan seorang guru bernama Eduardo Morales, menganggap UU itu akan membuang tradisi Argentina"Mereka ingin mengubah kota ini (Buenos Aires) menjadi ibu kota gay di dunia," ujar Morales.

Hal serupa juga diungkapkan direktur lembaga Familias Argentinas, Ines FranckMenurutnya, UU itu sama saja memangkas tradisi berabad-abad di Argentina"Ini bukan masalah diskriminasi, tetapi esensi sebuah keluarga itu adalah dua orang yang berbeda jenis kelamin," ujar Ines yang menyebut UU itu sama saja melawan hukum alam.

Namun terlepas dari segala kontroversi, Presiden Cristina Fernandez yang sedang dalam lawatan kenegaraan di China memilih untuk mendukung UU Perkawinan sejenis sekaligus melawanan kampanye yang digalang Gereja Katholik"Sangat mengkhawatirkan, mendengar kalimat seperti "Perang Tuhan; ataupun "Proyek Iblis", hal hal yang mengingatkan pada masa inkuisisi," ujar Fernandez.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rencana Gillard Kembali Ditolak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler