Arief Poyuono Anggap Pernyataan Prabowo Berpotensi Bikin Investor Asing Lari

Rabu, 14 Oktober 2020 – 19:33 WIB
Arief Poyuono. Foto: dok JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Forum Serikat Pekerja BUMN Bersatu Arief Poyuono mengkritisi pernyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, ihwal pihak asing menjadi dalang demo penolakan Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja atau UU Cipta Kerja, Kamis (8/10) lalu.

Menurut Arief, ucapan Prabowo kontraproduktif dan berpotensi membuat investor asing membatalkan rencana berinvestasi di Indonesia.

BACA JUGA: Arief Poyuono Ajak Pencari Kerja Turun ke Jalan Melawan Penolak Ciptaker

"Ucapan Prabowo yang mengatakan asing yang membiayai aksi demo penolakan UU Ciptaker, ucapan yang kontraproduktif dan membuat para investor asing akan membatalkan rencana mereka melakukan investasi di Indonesia," kata Arief dalam keterangannya, Rabu (14/10).

"Mereka takut ucapan Prabowo akan mempersulit mereka masuk berinvestasi di Indonesia karena menciptakan sentimen antiasing," lanjut Arief.

BACA JUGA: Beda dengan Prabowo Subianto, Arief Poyuono: Saya Yakin dari Dalam Negeri

Arief mengatakan, akibat dampak Covid-19 sekarang ini tidak mudah meyakinkan investor asing akan masuk ke Indonesia.

"Sudah setengah mati Presiden Joko Widodo meyakinkan para investor asing untuk mau masuk dan berinvestasi di Indonesia," kata Ketum Lembaga Pemantau Penanganan Covid 19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (LPPC19-PEN) itu.

BACA JUGA: Prabowo Subianto Sudah Tahu Siapa Dalang Demo UU Cipta Kerja

Menurut Arief, sangat tidak masuk akal kalau asing ikut membiayai aksi rusuh penolakan Omnibus Law UU Ciptaker.

Sementara, lanjut dia, Omnibus Law UU Ciptaker itu dibuat karena adanya masukan dari investor asing yang selama ini iklim investasi di Indonesia peraturan dan undang-undangnya tumpang tindih.

"Seperti perizinan yang tumpang tindih dan panjang," kata mantan wakil ketum Partai Gerindra ini. (boy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler