jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Arief Poyuono meminta Presiden Joko Widodo memegang teguh komitmennya dalam kebijakan larangan ekspor minyak goreng dan bahan bakunya.
"Istiqomah ya Kangmas Jokowi, sekarang kita lawan oligarki CPO dan minyak goreng jangan mencla-mencle ya. Nanti kalau pak Luhut Binsar Panjaitan mencoba membuka keran ekspor jangan boleh ya. janji lho ya!" ujar Arief saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Minggu (24/4).
BACA JUGA: Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng, Pakar Ingatkan Kejadian Batu Bara
Arief pun mengingatkan agar kebijakan larangan ekspor minyak goreng tak bernasib sama seperti batu bara.
"Rakyat sekarang sangat mendukung kebijakan Kangmas Jokowi lho ketika membuat kebijakan mulai tanggal 28 April CPO dan minyak coreng dilarang untuk ekspor," tegas Arief.
BACA JUGA: GAPKI Dukung Larangan Ekspor Minyak Goreng hingga CPO, tetapi
Namun, kata Arief, kebijakan itu juga akan berdampak pada stakeholder perkebunan dan industri sawit.
"Salah satunya petani sawit yang TBS-nya tidak laku, karena Pabrik Kelapa Sawit berhenti beroperasi sementara karena CPO dilarang ekspor, dan tangki-tangki penampungan CPO kapasitas juga tidak mampu menampung produk CPO yang tidak boleh di ekspor," beber Arief.
BACA JUGA: Tok! Presiden Jokowi Larang Ekspor Minyak Goreng
Dia memperkirakan pabrik minyak goreng juga mungkin akan berhenti atau kapasitasnya tidak mampu menyerap CPO yang berlimpah di dalam negeri karena dilarang ekspor.
"Pengangguran akan bertambah tentunya dari sektor industri sawit," ungkapnya.
"Nah yang paling ngeri lagi ancaman kredit macet disektor industri sawit akan segera terjadi. Baik kredit macet petani dan pengusaha sawit," katanya.
Selain itu, dengan adanya larangan ekspor CPO maka program biodiesel tidak ada disubsidi lagi.
"Berhenti deh tuh pabrik biodiesel nya karena sudah tidak adalagi tuh pungutan ekspor CPO yang selama ini untuk subsidi industri biodiesel. Siap-siap juga loh pasti akan ada penyeludupan CPO dan Migor besar besaran," ujar Arief.
Di sisi lain, kebijakan Jokowi melarang ekspor minyak goreng tidak akan mampu menurunkan harga di tanah air.
Sebab, penentuan harga CPO berada di pasar international di Belanda.
"Jadi kebijakan Kangmas Jokowi melarang ekspor CPO dan minyak goreng kok kayak kebijakan dewa mabuk ya," tegas Arief Poyuono.(mcr10/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul