jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono menawarkan bantuan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang lagi jengkel karena 5 proyek kilang minyak yang diprogramnya sejak periode pertama, tidak ada yang terealisasi.
“Jangan jengkel-jengkel Kang Mas, nanti sakit loh. Tenang saja Kang Mas, itu persoalan kecil. Saya pun bisa bantu Kang Mas untuk relisasikan kilang minyak tersebut, hehehe," ucap Arief kepada jpnn.com, Senin (16/12).
BACA JUGA: Cerita Anggota DPR Soal Kilang Minyak Mini Sandiaga Uno
Arief pun mengungkap alasan mengapa proyek pembangunan 5 kilang minyak yang diprogramkan Presiden ketujuh RI tersebut di periode pertamanya tidak jalan. Antara laim karena sejumlah rekanan Pertamina yang memenangkan tender ternyata cuma brooker dan tidak punya dana untuk membangunnya.
Satu contoh saja, kata Arief, perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil & Gas/OOG yang akan melakukan pembangunan proyek Grass Root Refinery (GRR) atau pembangunan kilang baru di Bontang.
BACA JUGA: Tekan Impor BBM, Pertamina Kebut 4 Kilang Minyak
Untuk mengembangkan kilang tersebut, OOG telah menggandeng dua mitra lokal yang akan bekerja sama dengan perusahaan untuk membangun fasilitas pendukung di Kilang Bontang.
“Nah, mitra lokalnya kalau enggak salah satu anak perusahaan Mina Padi yang mana saat ini saja produk reksa dana Mina Padi sedang bermasalah di pasar modal alias ditutup kelima produk reksadananya," ucap Arief.
BACA JUGA: Arief Poyuono: Piye Iki, Sadar Karo Eling Ora Kangmas Joko Widodo?
Ketua umum Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu ini juga mengatakan bahwa OOG itu bukanlah National Oil Company milik negara Oman, dan tidak memiliki permodalan atau akses modal yang kuat untuk berinvestasi membangun kIlang minyak di Bontang dengan nilai hampir 15 mIlyar USD.
"Direksi Pertamina kurang andal dan kurang punya akses ke pasar keuangan dunia serta ke investor minyak dunia untuk bisa diajak berinvestasi membangun lima kilang minyak tersebut. Artinya harus dirombak total semua direksi Pertamina dengan sosok yang mampu menyakinkan investor untuk bangun kilang minyak. Nah Ahok mampu enggak ya," tutur Arief.
Oleh karena itu, kata anak buah Prabowo Subianto di Gerindra ini, untuk merealisasikan semua projek kilang minyak di Pertamina harus ditender ulang karena kelima pemenang tender hingga hari ini cuma omong doang mau membangun kilang alias tidak punya dana.
Kedua, lanjutnya, kekuatan mafia impor BBM masih sangat kuat di lingkaran Pertamina agar BUMN tersebut tidak membangun kilang minyak sendiri. Sebab ada diksi yang dibuat oleh mereka kalau Impor BBM itu jauh lebih murah daripada kita me-refine sendiri dari crude oil menjadi produk BBM.
"Padahal benar kata Kang Mas Joko Widodo, kalau kita punya kilang sendiri akan banyak turunan dari pengolahan crude oil itu yang banyak digunakan oleh industri-industri politeylin, yang saat ini juga masih Impor," sebut Arief.
Di sisi lain, tambahnya, justru banyak investor yang benar-benar punya dana besar dan sekaligus pengalaman dalam investasi dan pembangunan kilang minyak tidak bisa masuk karena ogah mengikuti kemauan broker untuk mengandeng Pertamina membangun kilang minyak.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam