jpnn.com, WASHINGTON - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) merilis laporannya yang terbaru tentang kekuatan militer Tiongkok.
Laporan tahunan bertitel Military And Cecurity Developments Involving People's Republic of China 2021 untuk Kongres AS itu membeber kehadiran Angkatan Bersenjata Tiongkok yang makin kuat di kancah global.
BACA JUGA: Kapal Induk Terbaru Tiongkok Mampu Angkut 36 Jet Tempur
Salah satu isu yang diangkat dalam laporan itu ialah soal konflik di Laut China Selatan yang bersinggungan dengan wilayah Perairan Natuna.
Laporan itu menyebut kekuatan laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) merupakan yang terbesar di dunia. Angkatan laut negeri pimpinan Xi Jinping itu memiliki 355 kapal dan kapal selam, termasuk 145 kapal perang permukaan.
BACA JUGA: Ancaman China Makin Gawat, Taiwan Perkuat Komcad
Selain itu, Angkatan Laut PLA juga mempersiapkan kemampuannya melakukan serangan jarak jauh yang presisif terhadap target di darat.
Dalam rangka memperkuat kehadiran di tingkat global, Tiongkok juga meningkatkan kemampuannya dalam peperangan antikapal selam.
BACA JUGA: Kapal Induk Amerika Beraksi di Laut China Selatan, Tiongkok Cuma Bisa Melongo
Pentagon -markas Kementerian Pertahanan AS- memperkirakan jumlah armada laut Tiongkok akan terus bertambah menjadi 460 kapal pada 2030.
Adapun untuk armada udara, Tiongkok merupakan kekuatan terbesar ketiga di dunia. Itu belum termasuk kemampuannya soal nuklir.
Tiongkok juga memiliki People’s Armed Forces Maritime Militias (PAFMM) atau milisi maritim. PAFMM merupakan warga sipil yang siap dimobilisasi.
Namun, PAFMM sudah menunjukkan kiprahnya dalam mencapai tujuan kampanye militer Tiongkok.
Sejak akhir Desember 2019 hingga pertengahan Januari 2020, lebih dari 50 kapal penangkap ikan Tiongkok dengan kawalan patroli penjaga pantai Negeri Panda itu beroperasi di sebelah timur laut Perairan Kepulauan Natuna yang diklaim milik Indonesia.
Memang, Tiongkok menyodorkan sembilan garis putus-putus atau nine dash line untuk mengeklaim kepemilikan atas wilayah di Laut China Selatan.
Namun, Indonesia bersama Malaysia, Filipina, dan Vietnam menolak klaim itu. Indonesia menentang nine dash line itu dengan menggunakan hukum internasional untuk mendukung kedaulatan wilayah lautnya.
Laporan Pentagon juga mendedahkan rencana Tiongkok membangun pangkalan angkatan lautnya di negara lain.
PLA mendirikan basis logistik dan infrastruktur yang lebih kuat untuk angkatan lautnya sehingga menguatkan kehadiran militernya pada jarak yang lebih jauh.
Saat ini Tiongkok telah memiliki pangkalan untuk militernya di Djibouti, sebuah negara yang berada persis di pintu masuk Laut Tengah.
Namun, Kementerian Pertahanan AS memperkirakan Tiongkok akan terus berupaya membangun pangkalan militer di negara lain baik di kawasan Afrika maupun Asia.
"RRT kemungkinan telah mempertimbangkan sejumlah negara, termasuk Kamboja, Myanmar, Thailand, Singapura, Indonesia, Pakistan, Sri Lanka, Uni Emirat Arab, Kenya, Seychelles, Tanzania, Angola, dan Tajikistan, sebagai lokasi fasilitas Tentara Pembebasan Tiongkok," tulis laporan itu.
AS pun sangat khawatir dengan kekuatan militer Tiongkok yang mengglobal.
"Jaringan global logistik dan fasilitas militer PLA bisa mengganggung operasi militer AS," tulis laporan tersebut.(JPost/DoD/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Laporan Pentagon Sebut Tiongkok Mau Bangun Pangkalan Militer di Indonesia
Redaktur & Reporter : Antoni