Arsip Tsunami Dapat Pengakuan UNESCO

Selasa, 12 Desember 2017 – 00:05 WIB
Prof Arief Rachman di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (11/12).Foto: Mesya Mohamad/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Warisan dokumenter Indonesia kembali mendapat pengakuan UNESCO sebagai ingatan dunia atau Memory of the World.

Yaitu arsip konservasi Borobudur, arsip tsunami Samudera Hindia, serta naskah cerita Panji.

BACA JUGA: Mantap! UNESCO Tetapkan Pinisi sebagai Warisan Budaya Dunia

Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Arief Rachman mengatakan, arsip konservasi Borobudur digagas Balai Konservasi Borobudur di bawah Kemendikbud.

Warisan dokumenter ini merupakan proyek konservasi terbesar abad 20 yang didanai dunia internasional dan merupakan proyek pertama menggunakan teknik modern untuk konservasi monumen.

BACA JUGA: Alhamdulillah! UNESCO Larang Israel Membangun di Jerusalem Timur

"Pengakuan internasional terhadap arsip konservasi Borobudur mempunyai peranan penting bagi pengembangan ilmu konservasi terkini dan bisa digunakan untuk menemukan solusi bagi permasalahan konservasi yang ada," kata Arief di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (11/12).

Dia melanjutkan, naskah cerita Panji diusulkan oleh Perpustakaan Nasional (Perpunas) RI secara join nomination dengan Malaysia, Kamboja, Belanda, dan Inggris.

BACA JUGA: Kemendikbud Ajukan 3 Warisan Budaya Indonesia ke UNESCO

"Ini atas usaha tak kenal lelah dari Prof Wardiman Djojonegoro bersama tim Perpunas untuk mendapatkan dukungan dari beberapa negara co nominator akhirnya naskah ini berhasil mendapat pengakuan sebagai ingatan dunia," paparnya.

Sedangkan arsip tsunami Samudera Hindia diusulkan oleh Arsip Nasional RI secara joint nomination bersama Sri Lanka.

Warisan dokumenter ini terdiri atas satu set arsip dalam berbagai media yang mencatat kejadian tsunami Samudera Hindia, tanggap bencana, serta sebagian besar tentang rehabilitasi dan rekonstruksi.

"Tsunami Samudera Hindia yang terjadi pada 26 Desember 2004 mempunyai ketinggian gelombang melebihi 30 meter dan menimbulkan kerusakan luar biasa di Bangladesh, Indonesia, India, Malaysia, Myanmar, Sri Lanka, Thailand, dan 12 negara lainnya. Korbannya mencapai lebih dari 310 ribu jiwa," tutur Arief. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keindahan Bali Bikin Pimpinan Pramuka se-Asia Pasifik Terpesona


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler