Artalyta Diistimewakan di Rutan

Kamar Mirip Lounge, Dilengkapi Perangkat Karaoke

Senin, 11 Januari 2010 – 05:54 WIB
Patrialis Akbar saat melakukan sidak di Rutan Pondok Bambu beberapa waktu lalu. Foto : Dok. JPNN
JAKARTA - Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Mafia Hukum menunjukkan tajinyaTadi malam, Satgas melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur

BACA JUGA: 2009, Mayoritas Terdakwa Korupsi Dibebaskan Pengadilan Umum

Lima tahanan ditemukan mendapat perlakuan khusus.
 
Lima tahanan "spesial" itu adalah tahanan kasus narkoba yang divonis seumur hidup Aling, kasus suap USD 660 ribu terhadap jaksa Urip Tri Gunawan Artalyta Suryani, kasus suap pembangunan bandar udara dan dermaga di wilayah timur Indonesia Darmawati Dareho, kasus proyek pengadaan peningkatan fasilitas mesin dan peralatan tiga Balai Latihan Kerja (BLK) Depnakertrans senilai Rp 9,48 miliar Ines Wulandari, dan kasus pengadaan mesin dan peralatan di sepuluh BLK Depnakertrans pada 2004 Eri Fuad

 
Dalam operasi kali ini, empat anggota Satgas turun langsung

BACA JUGA: Pemerintah Kaji Penambahan Masa Kerja TNI/Polri

Yakni, Irjen Pol Herman Effendy (Koordinator Staf Ahli Kapolri), Denny Indrayana, mantan Wakil Ketua KPK Mas Achmad Santosa, dan Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein
Ketua Satgas Kuntoro Mangkusubroto tidak ikut dalam sidak

BACA JUGA: Singapura Tawarkan Universitas Berkualitas

"Kami sudah koordinasi dengan beliau," kata Mas Achamad Santosa saat dihubungi kemarn.
 
Satgas memasuki Rutan sekitar pukul 19.00Selama tiga jam mereka melakukan sidakBegitu masuk, mereka langsung memeriksa kamar-kamar yang diduga mendapat perlakuan khususPertama, mereka mendatangi lantai tiga di ruangan khusus milik ArtalytaWanita yang dipanggil Ayin itu ditemukan sedang mendapat treatment dari dokter kosmetikTreatment itu rupanya cukup spesial hingga dilakukan sampai malam hari"Sehari-hari Ayin di situ," kata Ota.
 
Selain itu, kamar Ayin juga sangat nyamanFasilitasnya lengkapAda lemari es, sofa, dan fasilitas kamar lainnya"Mirip lounge lah," kata Ota-panggilan Mas Achmad Santosa-menyebut ruang tunggu di hotel dan bandara yang biasanya menyediakan hiburan dan minuman.
 
Selain itu, Satgas menemukan bahwa di ruangan khusus itu Alin mengendalikan perusahannyaAyin, kata Ota, sering menggelar rapat di ruangan tersebutDia mengundang karyawannya masukSaat ditanya, Ayin beralasan karena karyawannya banyak"Kata Ayin, ada 70 sampai 80 ribu karyawan dia yang harus dikendalikan," kata Ota.
 
Ayin juga pernah keluar tahananPenyuap jaksa Urip Tri Gunawan itu mengaku dua kali keluar tahananYakni ketika mengunjungi saudaranya yang meninggal dan memeriksaan gigi.
 
Dari ruang Ayin, Satgas merangsek ke ruang Aling di lantai duaTahanan narkoba seumur hidup itu malah dimanjakan di ruangannyaTerdapat peralatan lengkap untuk karaokeMulai dari sound system hingga microphoneBahkan, kamar tersebut memiliki dua lemari es"Saat sidak, blackberry Aling tertinggal," kata Ota
 
Itu masih belum cukupKamar mantan Kabag Tata Usaha Distrik Navigasi Pelabuhan Tanjung Priok itu memiliki sofaKondisi ruangan pun sangat nyamanMereka bertiga tinggal sendiri di kamar-kamar khusus ituSelain tiga tahanan tersebut, Satgas juga mendapati kamar tahanan milik Ines Wulandari dan Eri Fuad lebih nyaman daripada tahanan lainBaik fasilitas maupun penghuniKamar-kamar spesial tersebut dihuni masing-masing satu orang
 
Padahal, kata Ota, saat Satgas mengecek ruang tahanan umum lainnya, kondisinya jauh berbedaSatu kamar digunakan tahanan lebih dari satuBahkan, kasur-kasur di kamar bertumpuk-tumpuk"Jelas, kontras sekali," katanya.
 
Satgas menyimpulkan, ada perlakuan khusus terhadap para tahananPerlakuan khusus itu, kata Ota, karena mereka memberi service pada petugas tahananMulai dari parcel Lebaran hingga upeti khusus pada petugas rutan"Bahkan, kami dapat informasi kalau petugas bisa memalak tahanan," katanya.
 
Temuan tersebut sangat mengejutkanPasalnya, Menteri Hukum dan HAM Patrialias Akbar juga pernah melakukan sidak di rutan yang sama pada 27 November tahun laluPolitisi Partai Amanat Nasional (PAN) itu "hanya" menemukan bahwa penghuni rutan sudah melebihi kapasitasPara petugas rutan juga suka memalak tahanan
 
"Menteri kan terikat protokolerJadi, saat itu tidak menemukannyaLagipula, kami terjun ke sini juga sudah berkoordinasi dengan Menkum HAM," kata Ota membela Patrialis.
 
Ota menengarai, kasus tersebut seperti puncak gunung emasKasus serupa juga terjadi di rutan lainnya di seluruh Indonesia"Tidak mungkin kalau hanya di rutan Pondok BambuDi seluruh Indonesia pasti ada kasus yang sama," katanya.
 
Karena itu, kata Ota, pihaknya akan meminta Depkum HAM untuk menginvestigasi temuan tersebut"Kami akan berkoordinasi dengan MenkumhamMemperbaiki ini dari akarnya," katanyaOta mengatakan, temuan itu akan diserahkan kepada Presiden SBY untuk ditindaklanjutiUsai sidak, pihak rutan Pondok Bambu langsung menggelar rapatMereka membicarakan hasil temuan Satgas tersebutLepas tengah malam, rapat tersebut masih berlangsung.(git/sof/aga)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PP Penyesuaian Gaji PNS Tunggu Diteken SBY


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler