jpnn.com, JAKARTA - Politikus PDIP Arteria Dahlan menyebut baliho milik rekan satu partai Puan Maharani, memang tidak ditujukan demi kepentingan elektoral.
Legislator Komisi III itu pun merasa heran ketika ada pihak yang mengaitkan pemasangan baliho Puan Maharani dengan angka elektabilitas menuju Pilpres 2024.
Arteria mengatakan itu demi mengomentari temuan Charta Politika Indonesia tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.
Adapun survei itu menunjukkan elektabilitas Puan belum tertinggi meskipun ada upaya pemasangan baliho secara masif milik Ketua DPR RI itu.
BACA JUGA: Puan Maharani cs Lontarkan Kritik kepada Presiden Jokowi, Bang Ray: Hanya untuk Citra PDIP
"Apa kaitannya pemasangan baliho dengan elektabilitas Mbak Puan? Memangnya Kami pasang baliho untuk naikkan elektabilitas? Teori dari mana itu?" keluh dia dalam keterangan persnya, Jumat (13/8).
Menurut Arteria, pihaknya sangat paham cara menaikkan elektabilitas seseorang dan langkah itu bukan dengan menggunakan baliho.
BACA JUGA: Puan Maharani cs Kerap Kritik Jokowi Soal Penanganan Covid-19, Ada Kecemburuan Politik?
"Enggak usah tanya sama konsultan politik dan pakar-pakar yang ahli di marketing politik, kami sangat paham instrumen-instrumen meningkatkan elektabilitas itu apa saja, pastinya bukan baliho," tutur legislator daerah pemilihan Jawa Timur VI itu.
Arteria kemudian mempertanyakan kubu yang selalu heboh dengan pemasangan baliho milik Puan. Namun, pihak tersebut tidak mau berbicara soal tokoh yang sibuk di media sosial dengan diksi mengarah ke pencalonan presiden.
"Itu dibahas juga, dong, secara proporsional. Kalau mau, jujur aja sama diri sendiri, ngerasa enggak sih, dulu ada yang sudah banyak pasang baliho dan main media sosial, begitu mereka kalah panggung, isunya digeser ke yang lain," ujar dia.
Charta Politika Indonesia sebelumnya mengeluarkan survei nasional tentang Evaluasi Kebijakan dan Peta Politik Masa Pandemi yang dilaksanakan pada 12-20 Juli 2021.
Satu di antara hasil survei tentang elektabilitas tokoh-tokoh yang berpeluang maju pada Pilpres 2024.
Dari survei itu bisa terlihat bahwa kampanye menggunakan baliho yang masif dilakukan pimpinan parpol belakangan ini tidak efektif.
Dalam simulasi sepuluh nama misalnya, tokoh yang namanya mulai masif terpampang di baliho seperti Ketua DPP PDIP Puan Maharani dan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, bukan pemilik elektabilitas tertinggi.
Nama keduanya masing-masing menempati posisi dua terbawah di dalam simulasi sepuluh nama tokoh potensial maju sebagai Capres 2024.
Survei Charta Politika Indonesia mencatat elektabilitas Puan dari simulasi sepuluh nama hanya 1,4 persen dan Airlangga mengantongi satu persen.
"Ternyata ketika diuji di sepuluh nama, berada di peringkat terbawah," kata Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya saat membeberkan hasil survei secara daring, Kamis (12/8).
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo justru mengantongi elektabilitas tertinggi dengan 20,6 persen di dalam simulasi sepuluh nama.
Berikutnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengantongi elektabilitas sebesar 17,8 persen.
Berturut-turut setelah itu ada nama Prabowo Subianto (17,5 persen), Sandiaga Uno (7,7 persen), Ridwan Kamil (7,2 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (4,2 persen), Tri Rismaharini (3,2 persen), dan Erick Thohir (1,8 persen).
Survei Charta Politika Indonesia dilakukan dengan metode wawancara tatap muka. Metode sampling menggunakan multistage random sampling dengan 1.200 responden.
Survei ini memiliki margin of error sebesar 2,83 persen.(ast/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur : Friederich
Reporter : Aristo Setiawan