Arti Kutipan Pepatah Bugis pada Pidato Jokowi

Jumat, 17 Agustus 2018 – 05:03 WIB
Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla di Senayan, Kamis (16/8). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Ada hal yang menarik dari pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada sidang Tahunan MPR Tahun 2018 di Gedung MPR/DPR/DPD Senayan Jakarta, Kamis (16/8).

Di dampingi Wakil Presiden M Jusuf Kalla, Jokowi mengutip pepatah Bugis yang melegenda di kalangan orang-orang Bugis.

BACA JUGA: Bicara Keberanian dan Ketegasan, Jokowi Singgung Freeport

"Resopa temmangingngi, malomo naletei pammase dewata," ujar Jokowi yang disambut tepukan riuh.

Pepatah itu adalah penyemangat dalam bahasa Bugis. Jika diartikan secara kata per kata.

BACA JUGA: Pesan Politik Elektoral Tetap Terselip Dalam Pidato Jokowi

Resopa: Hanya dengan kerja keras

Temangingngi’: Ketekunan/tak mudah menyerah

BACA JUGA: Jokowi: Insyaallah Pemilu 2019 Aman dan Demokratis

Namalomo: Mudah

Naletei: Diberi/Mendapatkan

Pammase: Berkah/Ridho

Dewata: Tuhan

“Hanya dengan kerja keras dan ketekunan maka akan mudah mendapatkan ridho oleh Tuhan”

Orang Bugis memang dikenal pantang menyerah dan gigih dalam berusaha. Pepatah inilah
“Resopa Temangingngi’ Namalomo Naletei Pammase Dewata” yang selalu dipegang kuat oleh mayoritas masyarakat Suku Bugis sebagai pemicu semangat dalam keberhasilan. Dan dijadikan motivasi bagi mereka yang meninggalkan tanah Bugis ke tempat perantauan. Tak jarang pula pepatah ini dijadikan motto dalam organisasi-organisasi yang di dalamnya berkumpul banyak orang-orang Bugis.

Bukan kali ini Jokowi menarik perhatian warga Bugis di pidato kendegaraanya. Tahun lalu, ia memakai kostum adat Bugis Makassar sementara JK memakai kostum adat Jawa.


Isi Pidato

Presiden Jokowi mengungkapkan alasan pemerintahannya menggenjot pembangunan infrastruktur dari Sabang sampai Merauke. Menurutnya, pembangunan infrastruktur bakal menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru dan nilai tambah untuk daerahnya.

Jokowi menegaskan pembangunan infrastruktur telah menjadi fokus pemerintah sejak tahun pertama memimpin.

"Percepatan pembangunan infrastruktur bukan hanya dimaksud untuk mengejar ketertinggalan kita dalam pembangunan infrastruktur dibanding dengan negara lain, melainkan juga menumbuhkan sentra-sentra ekonomi baru yang mampu memberikan nilai tambah bagi daerah-daerah di seluruh penjuru tanah air," ujar Jokowi dalam Pidato Kenegaraan di Gedung DPR/MPR, Kamis (16/8).

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan, pembangunan infrastruktur bukan hanya fisik semata. Namun katanya, pemerintah tengah membangun peradaban, membangunan konektivitas budaya.

"Pembangunan infrastruktur fisik harus dilihat sebagai cara untuk mempersatukan kita, mempercepat konektivitas budaya yang bisa mempertemukan berbagai budaya yang berbeda di seluruh Nusantara," kata Jokowi.

"Orang Aceh bisa mudah terhubung dengan orang Papua, orang Rote bisa terhubung dengan saudara-saudara kita di Miangas, sehingga bisa semakin merasakan bahwa kita satu bangsa, satu tanah air," pungkasnya. (ce1/hap/uji/JPC)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Kecam Pembatasan Beribadah di Al Aqsa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler