Arumi Bachsin Khawatir Melihat Pola Hidup Generasi Muda, Ada Bahaya Stunting

Kamis, 29 September 2022 – 15:49 WIB
Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak dalam seminar nasional bertajuk "Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi". Foto dok. YAICI

jpnn.com, JAKARTA - Masalah gizi makin kompleks. Salah satu penyebabnya adalah minimnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya asupan makanan bergizi, sehingga pertumbuhan kognitif dan fisik anak terganggu.

Hal tersebut diungkap Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Timur Arumi Bachsin Emil Dardak dalam seminar nasional bertajuk "Aku, Kamu, Kita Generasi Sadar Gizi" baru-baru ini. 

BACA JUGA: Dongeng Ternyata Bisa Mencegah Stunting, Simak Penjelasan Para Pakar 

Arumi menyampaikan pentingnya generasi muda memproteksi diri sejak usia remaja. Ini terutama untuk remaja putri yang akan jadi Ibu di masa depan.

“Penting menyiapkan diri sejak dini agar keturunannya bisa bebas stunting,” ungkap Arumi dalam seminar besutan Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan BEM Universitas Airlangga ini.

BACA JUGA: Ditanya Soal Poligami, Arumi Bachsin: di Luar Sana Banyak yang Mengincar Suami Saya

Diketahui, prevalensi stunting di Jawa Timur saat ini mencapai 23,5% dari total penduduk.

Nah, untuk mencapai target nasional di tahun 2045 sebesar 14% perlu kerja ekstra dan  bersinergi dengan banyak pihak.

BACA JUGA: Tekan Stunting, Mbak Rerie Dukung Gerakan Peningkatan Gizi dan Ketahanan Pangan

“Kami di PKK tidak bisa bekerja sendiri, harus bersinergi dengan banyak pihak terkait,” ujar Arumi.

Lebih lanjut istri wakil gubernur Jawa Timur tersebut memaparkan bahwa saat ini generasi muda memiliki pola hidup yang kurang baik. Kondisi tersebut dikhawatirkan akan berdampak pada kehidupan jangka panjang nantinya.

“Fenomena mager sudah melekat di remaja. Inilah yang membuat mereka terbiasa dalam pola hidup fast food, padahal, kalau memasak sendiri pasti kebutuhan gizi terpantau dengan baik,” tuturnya.

Arumi melanjutkan kualitas kesehatan dan hidup harus dijaga secara detail sejak dini. Nantinya, saat memasuki usia produktif bisa mengembangkan kemampuan diri dan tidak terhalang apa pun.

Sebab, di usia produktif, banyak yang termasuk pada kategori sangat gemuk ,sehingga menghambat produktivitas diri.

“Itulah pentingnya menjaga makanan minuman yang masuk ke dalam tubuh agar tidak menghambat produktivitas sendiri,” tambahnya.

Lebih lanjut dikatakan persoalan gizi tidak hanya menyangkut stunting, melainkan juga risiko anak kelebihan berat badan atau obesitas.

Konsumsi makanan dan minuman yang tidak terkontrol saat ini banyak terlihat pada anak Indonesia. 

Salah satu akibatnya anak menjadi gagal tumbuh karena tidak mendapatkan nutrisi yang tepat.

Pemberian susu kental manis kepada anak yang dalam proses tumbuh kembang, lanjut Arumi, akan menjadi pemicu tersebut.

Kadar gula yang terdapat dalam susu kental manis dua kali lipat lebih banyak dari susu sapi. (esy/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Mesyia Muhammad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler