jpnn.com, JAKARTA - Kinerja Menteri Perhubungan Budi Karya mendapat acungan jempol terkait dengan penanganan arus mudik 2017.
Tahun ini jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada lagi kemacetan signifikan yang terjadi selama arus mudik kemarin.
BACA JUGA: H-1, Arus Lalin Pantura Lengang
Acungan jempol tersebut dilontarkan sejumlah warga yang melakukan perjalanan mudik Lebaran tahun ini.
Salah satunya Soni Irawan yang mengaku perjalanan kali ini jauh berbeda dengan Lebaran kemarin.
BACA JUGA: Ha ha ha...Begini Cara Polisi Kelabui Pengendara Ngebut
"Aku pulang ke Malang jauh lebih cepet di banding tahun kemarin. Kalau kemarin hampir 24 jam sekarang hanya 18 jam," ujar Soni pada Minggu (25/6).
Meski ada kemacetan tapi tidak separah tahun kemarin. Mungkin, kata Soni, ini atas kesigapan Menteri Perhubungan, Polisi dan PU.
BACA JUGA: 2018, Jalan Tol Jawa Barat Bagian Selatan Dibangun
"Ini atas kesigapan aparatur negara seperti polisi dan menhub yang bekerja untuk meminimalisir kemacetan parah," ujarnya.
Sementara Ketua Masyarakat Pemantau Kebijakan Eksekutif dan Legislatif (Majelis) Sugiyanto menilai sama jika tahun ini mengalami perubahan drastis soal arus mudik Lebaran. Tentu ini harus diapresiasi.
"Penanganan seperti ini yang harus dipertahankan" ujar Sugiyanto dihubungi.
Pria yang akrab disapa SGY itu menilai kinerja seperti ini yang perlu diacungi jempol karena adanya perubahan drastis.
"Menhub harus diberikan rapor positif. Dan layak dipertahankan," tegasnya.
Sebelumnya Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan pelaksanaan mudik Lebaran tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya.
Perubahan yang cukup signifikan dilakukan di sektor udara.
"Alhamdulillah, pelaksanaan tahun ini lebih baik dari sebelumnya karena kami totalitas. Hal pertama kali kami lakukan memang berkoordinasi dan melibatkan semuastakeholder untuk bekerja maksimal di sektor masing-masing," ujar Menhub Budi.
Menurutnya, baik kepolisian maupun Kementerian PUPR telah melakukan kontrol menyeluruh terhadap jembatan maupun jalan-jalan yang ada sebagai dasar landasan rencana arus mudik Lebaran.
"Beberapa tempat yang signifikan memang kami lakukan pola untuk memastikan keamanan atau safety. Safety itu kami lakukan dengan ramp check semua tempat, di udara, di laut, di kereta api, dan di darat," jelasnya.
Khusus untuk udara, Budi mengaku telah melakukan ramp check terhadap lebih dari 400 pesawat yang akan melayani penerbangan di arus mudik Lebaran.
"Kami sudah periksa sejak dua bulan lalu. Alhamdulillah sekarang praktis sudah tidak ada hal-hal yang kita lihat bermasalah dan di udara saya gembira pertumbuhannya sesuai dengan rencana kami, yaitu 9 persen, bahkan mungkin lebih," sambungnya.
Adapun jalur laut, menurutnya, relatif berjalan lancar meski sempat beredar isu kelebihan penumpang, tapi pemudik tetap terlayani.
Untuk kereta api, diakuinya sempat terjadi overkapasitas dalam dua minggu terakhir.
"Berikutnya kereta api itu overkapasitas. Jadi 300 ribu dalam dua minggu tambah 30 ribu, ini juga berjalan lancar. Sampai hari ini tidak ada masalah-masalah berarti. Kita doakan bisa lancar sampai arus balik nanti," lanjutnya.
Meski begitu, Budi mengakui untuk arus mudik di jalur darat cukup mengalami masalah yang kompleks.
Hal itu karena masih sedikitnya bus yang melakukan kelaikan jalan.
"Di darat ini memang rada komplikatif karena memang kelaikan bus-bus itu kurang bisa dipertanggungjawabkan. Sudah 30 persen ada kecelakaan, tapi harapan kami tidak terjadi karena saya sudah menitipkan kepada polisi supaya lebih intens melakukan pemeriksaan kepada mereka. Motor kita lihat memang satu yang harus kita perhatikan alhamdulillah tidak ada suatu kecelakaan yang signifikan," paparnya. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lebaran 2017, Motor Masih Mendominasi Arus Mudik
Redaktur & Reporter : Natalia