jpnn.com - JAKARTA -- Hingga saat ini masih ada 20 persen anak di Jakarta yang kekurangan gizi. Hal ini bila dibiarkan tentu saja sangat mengerikan.
Karena itu, kata Ketua Umum Tunas Indonesia Raya (Tidar) Arya Djojohadikusumo memutuskan untuk terjun ke dunia politik karena ingin melakukan perubahan secara nyata. Tanpa masuk ke dunia politik, Aryo mengaku tak bisa mengubah apa-apa.
BACA JUGA: Istana: Pemerintah tak Niat Lemahkan KPK
"Sejak tahun 2005 saya aktif dalam kegiatan sosial melalui Yayasan Arsari. Melalui revolusi putih, saya bagi-bagikan susu gratis di daerah jakarta. Ini kan sebetulnya urusan negara. Makanya saya befikir kalau tidak masuk sistem gak bisa merubah kekurangan gizi itu," kata Aryo dalam dikusi bertema "Yang Muda Bicara Politik" di kantor DPP Gerindra, Jakarta, Rabu (26/2)
Aryo pun mengkritik beberapa caleg yang hanya turun ke masyrakat saat kampanye saja. Menurut Aryo, tabiat semacam itu lah yang akhirnya melahirkan politikus pragmatis dan bermuara pada politik uang. "Gerindra tidak melahirkan caleg-caleg yang pragmatis tersebut," demikian Aryo. (abu/jpnn)
BACA JUGA: Ribuan Umat Hadiri Nahdatul Ulama Sufi Gathering
BACA JUGA: Sempat Buron, Koruptor Kasus Tanah PLTU Dibekuk
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menanti TR Pergantian Wakapolri
Redaktur : Tim Redaksi