BACA JUGA: Hutan Israel Membara, 41 Tewas
Pejabat Korea Selatan (Korsel) didapuk sebagai pengawas.Latihan perang gabungan bertajuk Keen Sword itu merupakan puncak peringatan ke-50 hubungan diplomatik AS dan Jepang
BACA JUGA: Pemerintah Siapkan Klarifikasi Wikileaks
Apalagi, kali ini, AS dan Jepang sengaja mengundang pejabat militer Korsel sebagai pemantau.Dibandingkan simulasi AS dan Korsel yang baru berakhir Rabu lalu (1/12), skala latihan perang gabungan AS dan Jepang lebih besar
BACA JUGA: WikiLeaks Tak Kacaukan Hubungan AS-Rusia
"Jumlah personel militer dua negara yang terlibat dalam latihan ini mencapai 44.000 orang," terang Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Jepang.Melalui latihan perang gabungan di Laut Jepang itu, Tokyo hendak menunjukkan kepada dunia kesolidan hubungannya dengan Washington dan SeoulKhususnya, pasca tembakan artileri Korut ke Pulau Yeonpyeong yang menewaskan empat warga Korsel pada 23 November laluKapal induk UUS George Washington (CVN-73) yang bertenaga nuklir, kembali terlibat dalam latihan perang gabungan kali ini.
Seoul yang kemarin mengirimkan beberapa pejabat tinggi militernya ke Laut Jepang, mengatakan bahwa pemerintahnya akan lebih tegas menghadapi KorutRupanya, latihan perang bersama AS membuat republik yang dipimpin Presiden Lee Myung-bak itu semakin percaya diriKemarin, Seoul menyatakan, tidak akan segan-segan membalas provokasi Pyongyang dengan aksi militer.
"Jika rezim komunis Kim Jong-il menyerang lagi, kita akan langsung membalasnya dengan serangan udara," tandas Kim Kwan-jin, menteri pertahanan Korsel yang baru, seperti dikutip Agence France-Presse kemarinDalam hearing parlemen untuk mengonfirmasikan jabatan barunya, Kim berjanji bakal lebih tegas menyikapi provokasi Korut.
Kendati demikian, dia menepis peluang dua Korea berperangMenurut dia, baik Korsel dan Korut tidak akan benar-benar terlibat kontak senjata berskala besar"Tapi, kami siap menghadapi kemungkinan apapun," ujar KimPekan depan, militer Korsel bakal menggelar latihan tembak di perbatasanSemula, latihan rutin itu akan dijadwalkan berlangsung di Yeonpyeong.
Sementara itu, Washington mengagendakan pertemuan dengan Tokyo dan Seoul untuk membahas krisis di Semenanjung Korea pekan depanPertemuan tiga negara sekutu itu jelas menuai kritik TiongkokApalagi, Beijing sudah lebih dulu mengundang negara-negara yang terlibat dalam perundingan nuklir Korut untuk berdialogNamun, Washington dan dua sekutunya menolak ajakan dialog Beijing tersebut.
Rencananya, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton akan memimpin dialog tiga negara yang dimulai Senin lusa (6/12) tersebutTiongkok menyebut dialog tersebut sebagai penghinaan terhadap pemerintahannyaKarena itu, Beijing memperingatkan AS dan sekutunya agar tidak memperkeruh situasi di Semenanjung Korea"Kami akan benar-benar mengawasi dialog itu," tandas Jiang Yu, jubir Kemenlu Tiongkok, seperti dilansir Associated Press(hep/ami/ito/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Kenalkan Bus Khusus Perempuan
Redaktur : Tim Redaksi