jpnn.com - SUBIC BAY - Ribuan tentara Amerika Serikat (AS) dan Filipina diterjunkan ke Laut China Selatan. Bukan untuk berperang langsung dengan Tiongkok yang kini bersengketa dengan Filipina, melainkan untuk mengadakan latihan perang bersama.
Latihan perang angkatan laut dua negara itu resmi dimulai kemarin (26/6) hingga beberapa minggu ke depan.
Militer AS menerjunkan tiga kapal perang dan lebih dari seribu Tentara, sedangkan militer Filipina menerjunkan 400 orang. Dalam latihan itu Filipina bakal mengetes dua kapal perang terbaru milik mereka.
"Kami berkomitmen mengikutkan dua kapal perang baru kami dalam latihan perang ini. Sebab, kami benar-benar menginginkan nanti dua kapal ini beserta krunya menjadi ahli," ujar Komandan Jaime Bernardino. Termasuk di antaranya ahli dalam menembakkan senjata dan saat harus bertempur di daratan.
Bernardino menjelaskan, wilayah perairan Filipina kini sangat rentan dimasuki kapal-kapal perang asing. Bernardino memang tidak menyebut Tiongkok secara langsung. Namun, salah satu kapal yang kerap masuk ke perairan Filipina adalah milik Tiongkok. Kapal milik negeri panda itu tentu saja jauh lebih canggih daripada milik Filipina.
Kapal-kapal Tiongkok kerap berseliweran di perairan yang disengketakan dua negara tersebut. Karena itu, penambahan dua kapal perang baru milik Filipina tersebut diharapkan bisa mengatasi masalah itu.
BACA JUGA: Kawasaki Dieksekusi Gantung Sampai Mati
"Kami ingin memastikan bisa mendeteksi perahu asing dengan baik, menangkapnya, dan menghancurkannya jika diperlukan," ujar Bernardino.
Komandan Pasukan Kapal Perang Pasifik AS Rear Admiral Stuart Munch mengungkapkan, latihan perang rutin itu didesain untuk meningkatkan kemampuan prajurit dan membangun kerja sama.
"Jadi, angkatan laut dua negara bisa saling mendukung secara lebih baik dalam operasi perang yang lebih kompleks," jelasnya.
Sebagaimana diberitakan, Tiongkok menganggap seluruh area Laut China Selatan adalah miliknya. Mereka akhirnya bersengketa dengan beberapa negara yang juga mengklaim pulau-pulau di wilayah laut tersebut.
BACA JUGA: Istri Menteri dan Petinggi Parlemen Ditangkap Karena Dagang Bayi
Termasuk di antaranya Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Taiwan. Namun, di antara negara-negara yang bersengketa tersebut, Filipina adalah negara dengan kekuatan militer yang paling lemah. Karena itu, mereka akhirnya meminta dukungan AS. (AFP/sha/c23/tia)
BACA JUGA: Empat Stasiun Kereta Api di Turki Diguncang Bom
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tembak Helikopter Ukraina, Kelompok Separatis Bantah Ada Gencatan Senjata
Redaktur : Tim Redaksi