jpnn.com - Pemerintah Amerika Serikat punya perhatian khusus terhadap meninggalnya aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib. Negeri Paman Sam itu ikut mengenang 10 tahun kematian Munir.
"Sepuluh tahun yang lalu, seseorang membunuh Munir karena mereka khawatir ia akan berhasil membuat negaranya menjadi lebih demokratis, lebih bebas dan lebih manusiawi," kata Menteri Luar Negeri AS John Kerry dalam pernyataan tertulisnya seperti yang dilansir BBC, Minggu (7/9).
BACA JUGA: Tari Pangku Antar Guru ke Penjara
Seperti diketahui, sepuluh tahun lalu, tepatnya 7 September 2004, Munir Said Thalib –lebih dikenal dengan Munir– dibunuh. Munir tewas di pesawat yang akan membawanya ke Amsterdam, Belanda. Ia meninggal dunia dalam usia 38 tahun.
Selain memperingati, Kerry juga menyempatkan diri berkomentar soal penegakan hukum atas meninggalnya Munir. Kata dia, keadilan belum sepenuhnya terpenuhi.
BACA JUGA: Banjir India, Penyelamatan Terhambat, Korban Jiwa Bertambah
"Pada 2004, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengakui bahwa resolusi kredibel terhadap kasus Munir akan menjadi ujian kunci bagi demokrasi Indonesia. Hal itu masih berlaku sampai sekarang. Kami mendukung semua upaya untuk membawa siapa pun yang memerintahkan Munir dibunuh ke meja hijau," katanya. (BBC/awa/jpnn)
BACA JUGA: Abbas Ancam Berpisah dari Hamas
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesawat India Mendarat Darurat di Toronto
Redaktur : Tim Redaksi