jpnn.com, YERUSALEM - Israel menolak mentah-mentah permintaan masyarakat internasional untuk menginvestigasi tragedi pembantaian warga Palestina saat Land Day pekan lalu. Arogansi Israel itu muncul karena merasa ada Amerika Serikat (AS)di belakang mereka.
Berbagai pihak menyerukan agar tragedi Land Day itu diselidiki. Mulai Sekjen PBB Antonio Guterres, Amnesty International, sampai Pemimpin Partai Meretz Tamar Zandberg yang merupakan oposisi sayap kiri di Israel.
BACA JUGA: Video Kekejaman Israel saat Land Day Beredar, Sungguh Brutal
Tak ketinggalan, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Feferica Mogherini. ’’Penggunaan peluru asli seharusnya menjadi bagian dari penyelidikan yang transparan dan independen,’’ tegas Mogherini sebagaimana dilansir Reuters.
Kemarin, Minggu (1/4) Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman langsung menolak seruan untuk dilakukannya penyelidikan. ’’Tidak akan ada penyelidikan,’’ tegasnya.
BACA JUGA: Rusia: AS dan Inggris Ingin Gagalkan Piala Dunia 2018
Menurut dia, tentaranya hanya menjalankan tugas. Dia bahkan berpendapat bahwa tentaranya seharusnya diberi medali.
Israel memang percaya diri. Sebab, Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu utamanya memberikan proteksi. Negeri Paman Sam itu telah memblokade usulan Kuwait agar Dewan Keamanan (DK) PBB membuat pernyataan bersama.
BACA JUGA: Israel Kembali Bantai Warga Palestina, Sekjen PBB Geram
Salah satu poinnya adalah menyerukan penyelidikan terhadap insiden Land Day. Pernyataan DK PBB tidak bisa dikeluarkan jika ada satu negara anggota yang menolak.
Land Day sendiri merupakan peringatan tahunan atas tewasnya enam warga Arab Israel oleh pasukan keamanan Israel saat demo penyitaan tanah di wilayah utara Israel pada 1976.
Aksi peringatan Land Day tahun ini dilakukan dengan menduduki perbatasan Israel selama enam pekan. Demonstran bertahan hingga peringatan Nakba yang jatuh pada 15 Mei. Itu adalah hari di mana negara Israel berdiri dan 700 ribu warga Palestina diusir dari tanahnya. (sha/c17/pri)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok Jalur Gaza: 16 Orang Palestina Tewas, 1400 Terluka
Redaktur & Reporter : Adil