jpnn.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bereaksi merespons langkah pemerintah Amerika Serikat (AS) memperingatkan warganya yang hendak ke Papua dan Sulawesi.
BNPT menilai anjuran perjalanan (travel note/travel advisory) pemerintah AS terhadap warganya itu menjadi pengingat dan pertimbangan memperkuat kewaspadaan atas aksi teror.
BACA JUGA: Ini Lho Sosok Bunda Mirna, Pengusaha Tambang Emas Ilegal di Maluku
Direktur Pencegahan BNPT Brigjen R Ahmad Nurwakhid mengatakan travel note yang keluarkan AS tentu sudah melalui kajian dan informasi intelijen.
"Kami juga menempatkan itu sebagai pertimbangan dan konfirmasi, karena kami juga punya informasi dan data sendiri terkait dua wilayah, Sulawesi dan Papua," kata Brigjen Ahmad Nurwakhid di Jakarta pada Kamis (28/4).
BACA JUGA: Bupati Ade Yasin Ditangkap KPK, Perhatikan Tangannya
Dia menjelaskan anjuran perjalanan semacam itu bukan yang pertama dikeluarkan oleh AS, terutama untuk memperingatkan warganya waspada terhadap potensi ancaman terorisme.
"Kami tentu menghormati kebijakan itu sebagai cara negara tersebut melindungi warganya dari potensi ancaman di luar negeri. Hal yang sama akan dilakukan oleh Pemerintah Indonesia terhadap WNI di luar negeri," tutur Ahmad.
BACA JUGA: Perempuan Ini Terluka Setelah Polisi Melepas Tembakan, AKBP Sandi Berkata
Dia menyatakan BNPT juga terus berkoordinasi dengan aparat penegak hukum dan badan intelijen untuk mengantisipasi dan mencegah aksi teror.
Pemerintah AS dalam laman resminya pada 25 April 2022 mengeluarkan anjuran perjalanan kode oranye (level 3) kepada warganya yang berencana pergi ke Papua dan Sulawesi.
Dengan adanya kode oranye atau level tiga itu berarti pemerintah AS meminta warganya kembali mempertimbangkan rencana mengunjungi Papua dan Sulawesi.
Di atas kode oranye ada kode merah/level 4 yang berarti pemerintah AS melarang warganya pergi ke negara/daerah tertentu utamanya karena alasan keamanan.
Dalam laman resminya, Pemerintah AS mengeluarkan anjuran perjalanan level 3 ke Papua dan Sulawesi, karena ancaman terorisme dan bencana alam.
"Kelompok teroris kemungkinan masih melanjutkan rangkaian aksinya di Indonesia. Teroris akan menyerang dengan atau tanpa peringatan, menargetkan pos polisi, tempat ibadah, hotel, bar, klub malam, pasar/pusat perbelanjaan, dan restoran,” demikian isi anjuran perjalanan itu.
BACA JUGA: Sahroni Apresiasi Komitmen BNPT Mengawal Pengamanan Formula E
Pemerintah AS lanjut menjelaskan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, atau letusan gunung berapi kemungkinan akan mengganggu akses transportasi, merusak infrastruktur, akses sanitasi, dan layanan kesehatan.
"Insiden penembakan terus terjadi di wilayah antara Timika dan Grasberg, Papua. Di Sulawesi Tengah dan Papua, aksi demonstrasi yang rusuh dan konflik mengancam keselamatan dan jiwa warga AS. Hindari unjuk rasa dan kerumunan,” demikian lanjutan anjuran perjalanan AS.
Terakhir, pemerintah AS menyampaikan imbauan itu dikeluarkan karena pihaknya memiliki akses terbatas untuk mendampingi dan memberi bantuan kepada warga AS di Papua dan Sulteng jika ada situasi darurat.
Sebab, pegawai pemerintah AS harus memiliki izin khusus dari pemerintah setempat sebelum berkunjung ke dua daerah itu. (ant/fat/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam