AS: Teroris Kabul Takkan Menang

Kamis, 29 Oktober 2009 – 07:33 WIB
DISERANG - Beberapa petugas polisi Afghanistan tampak berusaha menyelamatkan salah seorang staf PBB dari 'guesthouse' yang diserang di Kabul, Rabu (28/10) dinihari waktu setempat. Foto: Altaf Qadri/AP.
WASHINGTON DC - Pihak pemerintah AS, Rabu (28/10) waktu setempat atau Kamis (29/10) pagi WIB, menegaskan bahwa mereka tidak akan terintimidasi oleh serangan yang baru saja dilakukan terhadap sebuah guesthouse PBB di KabulSementara itu, jajaran administrasi pemerintahan Obama juga tengah "disibukkan" oleh laporan bahwa salah seorang saudara Presiden Afghanistan Hamid Karzai telah "disewa" oleh CIA.

Juru bicara Gedung Putih, Robert Gibbs, menyampaikan kutukan atas serangan tersebut, yang telah menewaskan setidaknya lima staf PBB di mana salah satunya adalah warga AS

BACA JUGA: Indonesia Janji Bantu Perdamaian Afghanistan

Gibbs pun menyebut bahwa serangan tersebut merupakan percobaan untuk mengganggu pemilihan Presiden Afghanistan tanggal 7 November mendatang, namun (percobaan itu) disebut "tak akan berhasil".

"Pemerintah (AS) yakin bahwa ada sumber-sumber daya memadai untuk menyelenggarakan pemilu tersebut, serta bahwa keinginan masyarakat Afghanistan tidak akan dapat dihalangi," ungkap Gibbs di hadapan para wartawan, seperti diberitakan Reuters.

Sementara itu, Menlu AS Hillary Clinton yang kebetulan tengah berkunjung ke Pakistan, negara tetangga Afghanistan, saat kejadian itu, turut mengutuk keras serangan bom kaum militan di kawasan pasar tersebut
Ia pun menyebutnya sebagai sebuah tindakan "pengecut".

"AS akan tetap berkomitmen pada dukungannya terhadap PBB, serta pekerjaan vital mereka demi membantu masyarakat Afghanistan," ungkapnya dalam sebuah pernyataan, sambil mengkonfirmasikan bahwa satu orang AS ikut tewas dalam serangan itu.

Sementara itu, di sela upaya me-review strategi perang di Afghanistan, pihak Gedung Putih sendiri belakangan tengah menghadapi isu lain terkait dengan aktivitas mereka di negeri Timur Tengah itu

BACA JUGA: Air pun Dicuri Israel

Setidaknya, Gedung Putih saat ini harus berhadapan dengan sejumlah besar pertanyaan kritis, pasca munculnya sebuah laporan di The New York Times (NYT) yang menyebut bahwa seorang saudara laki-laki Hamid Karzai telah dibayar (digaji) oleh badan intelijen CIA.

Ahmed Wali Karzai, nama saudara sang presiden tersebut, sebelumnya diyakini merupakan salah seorang tokoh dalam dunia perdagangan opium di Afghanistan
Laporan NYT sendiri menyebutkan bahwa Ahmed Karzai dibayar oleh CIA untuk bantuannya, antara lain dalam merekrut sebuah grup paramiliter Afghanistan guna bergerak di bawah arahan CIA di kawasan selatan Kandahar dan sekitarnya

BACA JUGA: Enam Bulan Terparah bagi Koran AS

Sejauh ini, Gedung Putih masih mengelak menjawab pertanyaan seputar aktivitas CIA tersebut, yang berarti tidak menolak maupun membenarkan laporan itu(ito/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penyerbuan Al-Aqsa Dikecam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler