AS Tuding Rusia Rancang Video Propaganda untuk Invasi Ukraina

Jumat, 04 Februari 2022 – 12:27 WIB
Personel militer dari Divisi Lintas Udara ke-82 dan Korps Lintas Udara ke-18 menaiki pesawat angkut C-17 untuk dikirim ke Eropa Timur di tengah meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia, di Fort Bragg, Carolina Utara, AS, 3 Februari 2022. (ANTARA/Reuters/Bryan Woolston/as)

jpnn.com, AMERIKA SERIKAT - Amerika Serikat menuding Rusia merancang video propaganda untuk melakukan invasi ke Ukraina.

Menurut intelijen AS, Rusia dapat menggunakan video rekayasa yang menunjukkan gambar-gambar kekacauan dari sebuah ledakan, termasuk peralatan yang tampaknya milik Ukraina atau negara-negara sekutu.

BACA JUGA: Erdogan Berkoar soal Perdamaian Rusia dan Ukraina, Jet Tempur Turki Bombardir Suriah

Tujuannya, untuk membenarkan serangan ke Ukraina.

"Video itu akan melibatkan para aktor yang berperan sebagai warga yang berduka atas kematian orang-orang dalam kejadian yang mereka (Rusia) ciptakan sendiri."

BACA JUGA: Update dari Eropa: Tak Ada Sinyal Perdamaian, AS dan Rusia Malah Perburuk Keadaan

"Kemudian, penyebaran mayat-mayat untuk mewakili tubuh mereka yang katanya terbunuh," kata Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jonathan Finer kepada MSNBC.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah laporan itu, sebagaimana diberitakan kantor berita TASS.

BACA JUGA: Iwan Fals Gelar Jajak Suara Capres, Hasilnya Tak Diduga

Dia mengatakan hal serupa pernah dikatakan oleh AS sebelumnya, tetapi tidak mengartikan apa-apa.

Rusia sebelumnya telah menolak tuduhan sedang berusaha menciptakan konflik.

Mereka mengatakan pihaknya tidak merencanakan invasi, tetapi bisa mengambil tindakan militer jika tuntutan keamanan mereka tidak dipenuhi.

Moskow pada Kamis menuduh Washington mengabaikan seruannya untuk meredakan ketegangan.

Tuduhan itu muncul sehari setelah AS mengumumkan akan mengirim hampir 3.000 tentara tambahan ke Polandia dan Rumania.

"Jelas bahwa itu bukan langkah-langkah untuk meredakan ketegangan, sebaliknya menjadi tindakan yang mengarah pada peningkatan ketegangan," kata Peskov.

"Kami selalu menyerukan mitra Amerika kami untuk berhenti menambah ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukannya," kata dia.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung kelompok separatis di bagian timur negara itu.

Moskow menuntut jaminan keamanan dari Barat, termasuk janji NATO untuk tidak mengakui Kiev, ketika 100 ribu tentara Rusia dikerahkan ke dekat perbatasan Ukraina.

Pemerintah AS telah mengatakan kecil kemungkinan bagi Ukraina untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam waktu dekat.

Namun, Washington mengatakan Ukraina harus menentukan masa depannya sendiri di tengah benturan kekuatan atas wilayah mereka setelah berakhirnya perang dingin di Eropa.

"Para penerjun payung dari Angkatan Darat AS pada Kamis menaiki pesawat yang diterbangkan ke Eropa Timur untuk membantu memastikan sekutu NATO kami dan mitra-mitra kami menghalangi Rusia," kata juru bicara AD AS Matthew Visser.

Para tentara itu diberangkatkan dari Fort Bragg di Carolina Utara.

Sekitar 1.700 orang, terutama dari Divisi Udara ke-82, dikerahkan ke Polandia, sementara 300 lainnya bergerak ke Jerman.(Antara/Reuters/JPNN)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler