Update dari Eropa: Tak Ada Sinyal Perdamaian, AS dan Rusia Malah Perburuk Keadaan

Jumat, 04 Februari 2022 – 06:42 WIB
Tentara Amerika Serikat. Foto: Reuters

jpnn.com, MOSKOW - Ketegangan di Eropa tampaknya tak akan mereda dalam waktu dekat. Alih-alih mengupayakan perdamaian, Amerika Serikat dan Rusia yang merupakan dua tokoh kunci dalam konflik ini, justru makin mendekat ke medan perang.

Rusia pada Kamis menuding Amerika Serikat memicu ketegangan dan tidak mengacuhkan seruannya agar menurunkan ketegangan menyangkut Ukraina.

BACA JUGA: Erdogan Berkoar soal Perdamaian Rusia dan Ukraina, Jet Tempur Turki Bombardir Suriah

Tuduhan itu dilemparkan Moskow satu hari setelah Washington mengumumkan bahwa AS akan mengerahkan hampir 3.000 prajurit lagi ke Polandia dan Romania.

Juru bicara kantor presiden Rusia, Dmitry Peskov, dalam konferensi pers mengecam pengerahan pasukan oleh AS.

BACA JUGA: Bukan Cinta Damai, Ini Alasan Erdogan Tak Mau Ukraina dan Rusia Berperang

"Jelas bahwa itu bukan langkah yang ditujukan untuk menurunkan ketegangan, tapi justru tindakan mereka itu mengarah pada peningkatan ketegangan," kata Peskov.

Ukraina, sementara itu, menuduh Rusia telah menumpukkan 115.000 tentara di wilayah-wilayah perbatasan sehingga memunculkan kekhawatiran bahwa serangan akan terjadi dalam waktu dekat.

BACA JUGA: Rusia Sudah Dekat, Ukraina Bakal Teken Pakta Pertahanan dengan 2 Negara NATO

Moskow membantah tuduhan Ukraina tersebut, tetapi Washington mengatakan pada Rabu (2/2) bahwa AS akan mengirimkan lebih banyak tentara untuk melindungi kawasan Eropa timur dari penyebaran krisis.

"Kami secara terus-menerus meminta mitra kami Amerika untuk berhenti memperparah ketegangan di benua Eropa. Sayangnya, Amerika terus melakukan tindakan itu," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (1/2) bahwa negara-negara Barat tidak mengacuhkan masalah-masalah yang menjadi keprihatinan Moskow.

Putin juga menuduh Amerika Serikat berusaha memancing keadaan supaya perang terjadi. Namun, ia mengatakan Rusia masih tertarik untuk berdialog.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tidak akan menghadiri Konferensi Keamanan Munich tahun ini, yang akan diselenggarakan pada 18-20 Februari, menurut laporan surat kabar Kommersant, Kamis.

Kremlin telah mengungkapkan bahwa Putin juga tidak akan hadir pada konferensi tahunan tersebut. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler