jpnn.com, JAKARTA - Tahun 2018, pemerintah menggelontorkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 116 triliun.
Pendanaan tersebut menjadi upaya untuk memacu pertumbuhan dan mendorong pemerataan ekonomi.
BACA JUGA: Kementan Dorong Luas Tambah Tanam dan Optimalisasi Alsintan
Ketua Umum Asosiasi Bapak Angkat Indonesia (ASBAKIN) Willy Alegra Sampoerna mengatakan, ASBAKIN hadir untuk membantu pemerintah dalam menyalurkan KUR agar tepat sasaran dan memaksimalkannya.
"Kami berkomitmen untuk memangkas gap tersebut dan menjadi jembatan untuk melakukan sosialisasi, pembinaan, pendampingan serta pengawasan. Kami bukan bank sehingga masyarakat lebih terbuka dengan kami, sehingga prosesnya dapat lebih baik dan maksimal. Sehingga tujuan dari program yg telah dimulai sejak 2007 dapat maksimal dan lebih baik untuk kedua belah pihak," papar Willy dalam siaran tertulisnya, Seasa (5/6).
BACA JUGA: Inflasi Mei Rendah, Pengamat: Ini Bukan Kabar Baik
Tahun ini, pemerintah juga mengeluarkan terobosan-terobosan, di antaranya KUR kelompok yang diberi nama Bapak Angkat.
"Dalam ASBAKIN ini para bapak angkat akan berbagi ilmu dan saling mengevaluasi sehingga KUR dapat lebih maksimal dan memberikan value added dalam berbagai hal di masing-masing bidang usaha yang dibiayai," ungkap Bendaraha ASBAKIN Ardian Purwoseputro.
BACA JUGA: DPR Nilai Kenaikan Harga Bawang Putih Sangat Tidak Wajar
Ke depan, menurut Ardian, ASBAKIN akan menggandeng beberapa institusi terkait untuk melakukan pelatihan-pelatihan yang diperlukan untuk menjadi "Bapak Angkat" sehingga SOP bisa terstandarisasi dengan baik.
"Membina UKM bukan hal yang mudah, harus mempunyai hati dan visi yang kuat. Kami mengharapkan pemerintah jangan hanya membentuk jargon, karena pelaksanaan program ini harus berkesinambungan dan serius, karena kami ingin kedepannya UKM harus mampu bersaing menghadapi pasar bebas," pungkas Ardian.
Kehadiran ASBAKIN diyakini mampu menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam pemerataan ekonomi dan memacu pertumbuhan ekonomi.
Willy menambahkan, di pelosok daerah masih banyak masyarakat yang takut dengan petugas bank. Belum lagi carut marut KTP menambah kesulitan kedua belah pihak.
"Di sinilah peran ASBAKIN, setelah mereka mendapatkan pinjaman pun jangan sampai penggunaannya menjadi kurang pas apalagi digunakan untuk konsumsi. ASBAKIN akan menjalankan perannya untuk melakukan pendampingan. Tak hanya itu, kami juga akan mencarikan mitra petani yang adil jangan sampai semua proses benar tetapi waktu panen mereka menjual harganya jatuh dikarenakan rantai penjualan ini sangat panjang," tegas Willy. (mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... April, Tren Kunjungan Wisman ke Indonesia Salip Thailand
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh