jpnn.com, LANGKAT - Pelarian pembunuh nenek Asiah, 62, warga Desa Teluk Meku, Kecamatan Babalan Kabupaten Langkat, Sumatera Utara berakhir.
Pelaku bernama Irfanda alias Aseng diringkus di salah satu rumah keluarganya di kawasan Pagurawan, Kota Tebing Tinggi, Jumat (25/2) dini hari.
BACA JUGA: Mbak ER Masuk Perangkap Mas SH, Diperkosa di Sawah
Penangkapan terhadap Irfanda berawal dari informasi yang diperoleh petugas dari istri pelaku bernama Siska.
Siska menyebut dihubungi oleh suaminya dan mengaku telah melakukan pencurian di rumah Asiah serta membunuh wanita tua itu.
BACA JUGA: Prajurit TNI Pratu IS Melintas di Depan Polres, Anggota Polisi Berteriak, Terjadi Perkelahian
"Jadi, kepada istrinya dia mengaku sedang berada di rumah keluarganya di Tebing Tinggi," kata Kasubbag Humas Polres Langkat AKP Joko Sumpeno dilansir dari sumut.jpnn.com.
Petugas yang menerima informasi tersebut, lalu bergerak menuju Kota Tebing Tinggi, tempat pelaku bersembunyi.
BACA JUGA: Apa Motif Pengeroyokan Ketua KNPI Haris Pertama? Ini Jawaban Kombes Tubagus
Setibanya di rumah keluarga pelaku, petugas mendapati pelaku sedang asyik tertidur.
Tanpa pikir panjang, petugas langsung menangkap Irfanda dan membawanya ke Polsek Pangkalan Brandan, wilayah hukum Polres Langkat.
Asiah ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya, Kamis (24/2) sekitar pukul 03.00 WIB.
Peristiwa itu diketahui seusai salah satu warga bernama Putra mendengar teriakan seorang wanita.
"Saksi mendengar ada teriakan 'aaa Allah', lalu dia keluar dari rumah dan menuju sumber suara," kata AKP Sumpeno.
BACA JUGA: Tante Atien Sering Memakai Ini Sebelum Begituan Sama Suami, Hhmm
Saat tiba di depan rumah korban, saksi melihat seorang laki-laki yang tidak mengenakan baju berada di samping rumah korban yang diduga menjadi pelaku penganiayaan terhadap Asiah.
Lalu, Putra berlari mengejar pelaku, tetapi pelaku bisa melarikan diri. "Saksi sempat memanggil korban, tetapi tidak ada jawaban," kata Joko.
Setelah itu, Putra langsung membangunkan anak korban, Ja'far yang rumahnya berada tepat di sebelahnya. Mereka kemudian bersama-sama melihat kondisi korban ke dalam rumahnya.
Anak korban terkejut melihat ibunya sudah terkapar di tempat tidur dengan kondisi luka dan memar. Korban yang mengira ibunya masih hidup, lalu membawanya ke rumahnya.
Namun, nahas setelah diperiksa ternyata nyawa korban sudah tidak ada.
"Jasad korban lalu dibawa ke Rumah Sakit Pertamina Pangkalan Brandan untuk diautopsi," katanya.
Atas kejadian itu, anak korban lalu melaporkannya ke Polsek Pangkalan Brandan.
AKP Joko Sumpeno mengatakan pelaku menghabisi nyawa korban diduga dengan memukulkan batu gilingan ke tubuh korban hingga korban tewas.
Sebab, saat kejadian ditemukan gilingan cabai tersebut di atas tempat tidur, tempat pelaku ditemukan tewas. (mcr22/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti