Asep Urip, Si Guru Ngaji yang Mau Menikah, Sempat Ditangkap Densus 88

Selasa, 22 Desember 2015 – 10:25 WIB
Ilustrasi. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com - WARGA Babakan Nanggerang, Singkup, Purbaratu, Tasikmalaya heboh. Seorang guru mengaji di desa itu, Asep Urip (31) bersama temannya, Zaenal (35) ditangkap Densus 88, Jumat lalu. Meski sudah dibebaskan, Minggu (20/12), warga masih penasaran...

Deni Nurdiansah dan Rangga Jatnika, Radar Tasikmalaya

BACA JUGA: Mimpi Dapat Kerja, SPG-SPG Ini Malah Tertipu

Asep yang mereka kenal adalah pemuda baik, sopan dan mudah bergaul. Pria asli asal kampung tersebut sejak kecil sudah dekat dengan tetangga dan masyarakat sekitar.

Aminah (50), tetangga Asep mengatakan dalam kesehariannya, Asep mengajar di pesantren di kampungnya. Ia juga mudah bergaul dengan para tetangga. Menurut Aminah, sejak kecil Asep sering menginap di rumahnya. Sosoknya sangat sopan terhadap tetangga atau sahabat karibnya. "Kalau Asep itu orang sini asli,” terangnya.

BACA JUGA: Sudah 3 Kali, Tanda Tangan Bapak Toleransi Umat Beragama Mimika Dipalsukan

Dalam waktu dekat Asep Urip juga akan melangsungkan pernikahaan dengan perempuan pilihanya asal Salopa Kabupaten Tasikmalaya. ”Kalau nggak salah dia nikah tanggal 27 (Desember) nanti,” kata Aminah.

Sementara mengenai Zaenal (35), menurut sepengetahuan Aminah, bukan orang Tasikmalaya. Dia asal Makassar, Sulawesi Selatan. ”Dia mau ngaji di sini katanya sudah tinggal sekitar enam bulan lalu tepatnya pas Ramadan,” terangnya.

BACA JUGA: SEHATI = Sehat Tanpa Korupsi

Zaenal dikenal sebagai sebagai orang tertutup, bahkan Aminah hanya beberapa kali melihatnya. ”Kalau lagi musim kemarau dia sering ngangkut air,” terangnya.

Zaenal, kata dia, perawakan tinggi besar, kulitnya agak kecokelatan, sedikit berjenggot dan suka memakai celana cingkrang. "Saya nggak pernah ngobrol sama sekali,” terangnya. 

Dari seorang warga lainnya, Yayan, mengaku hanya melihat Zaenal saat melaksanakan salat Jumat saja. ”Pas salat Jumat saja,” terangnya.

Menurutnya, keluarga Asep Urip, Minggu sore, ke Jakarta. Mereka menjemput anaknya. Karena menurut informasi yang diterimanya, Asep Urip tidak terbukti terlibat aksi terorisme. ”Katanya tadi Ceu Ikah (keluarga Asep Urip) sama keluarganya minjem mobil mau ke Jakarta. Menjemput Asep,” terangnya.

Minggu sore, Densus 88 Antiteror membebaskan Asep Urip (31), warga Babakan Nanggerang, Singkup, Purbaratu, Kota Tasikmalaya kemarin siang. Sebelumnya, dia ditangkap bersama Zeanal (35), pria asal Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsesl) saat menggunakan motor di Purbaratu, Jumat sore (18/12). Namun karena tidak terbukti terlibat dalam kasus terorisme, polisi membebaskan Asep.

Minggu siang, pihak keluarga Asep menjemput pengajar mengaji itu ke Jakarta. Itu diketahui ketua RT setempat Muklis (60) dan tetangganya. Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Asep Saepudin pun mengetahui soal pembebasan Asep Urip. 

AKBP Asep mengatakan informasi yang didapatkannya Asep Urip sudah dibebaskan karena baru sebatas dugaan saja. Adapun Zaenal saat ini masih proses pemeriksaan dengan status yang belum bisa dipastikan. "Kalau yang satu (Zeanal) masih pemeriksaan," ujarnya.

Penangkapan Asep Urip dan Zaenal, sebelumnya, kata AKBP Asep setelah Densus 88 menangkap dua orang lainnya yang diduga teroris di Majenang, Jateng. "Dua orang itu sebelum ditangkap habis dari pesantren itu juga," ungkapnya.

Ketua RT 02/04 Kampung Babakan Nanggerang, Singkup, Purbaratu Mukhlis mendapatkan informasi bahwa orang tua Asep Urip kemarin sore tidak berada di rumahnya. Mereka berangkat ke Jakarta untuk membawanya pulang Asep Urip. "Kalau Asep katanya bebas, nggak tahu kalau yang satunya lagi," tuturnya.

Muklis mengaku meski Asep Urip dan Zaenal ditangkap Jumat sore, dia baru mengetahui kejadian tersebut Sabtu pagi. Itu pun informasinya dari warganya.

Saat Asep Urip dan Zeanal ditangkap, kata Mukhlis, warganya mendengar suara ledakan. Tiga kali. Diduga itu tembakan peringatan. "Tembakan peringatan saja," ungkapnya.

Saat itu, Asep Urip dan Zeanal, kata dia, yang bermukim di Kampung Babakan Nanggerang akan mengikuti pengajian di wilayah Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya. "Katanya mau pengajian ke Cigeureung," terangnya.

Asep Urip, kata Mukhlis merupakan warga asli di Babakan Nanggerang. Dia sempat mondok di luar Jawa Barat. Sesudah lulus, dia pulang kampung dan mengajar ngaji di pesantren yang ada di kampungnya.

Di matanya, Asep Urip warga yang baik. Dia aktif bersosialisasi dengan masyarakat. Mukhlis pun mengaku antara percaya dan tidak saat pemuda itu ditangkap Densus karena dugaan teroris. "Ya saya mah nggak tahu, karena dia biasa-biasa saja," terangnya.

Beda halnya dengan Zaenal. Sepengetahuannya, pria itu baru datang sekitar 6 bulan lalu ke kampungnya. Asalnya Makassar, Sulawesi Selatan. Tujuannya ke Kampung Babakan Naggerang karena ingin memperdalam ilmu agama. Muklis tidak begitu mengenal Zaenal karena pria tersebut jarang bergaul dengan masyarakat. (radartasikmalaya/adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Polisi yang Jadi Bandar Narkoba Itu Masuk Sel Isolasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler