jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sejauh ini belum memikirkan langkah yang bakal diambil jika dalam pembangunan proyek kereta api (KA) cepat Jakarta-Bandung mengalami default atau kegagalan.
Chairman PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), Sahala Lumbangaol mengatakan pihaknya optimistis proyek kereta cepat bakal sukses.
BACA JUGA: Waktu Proses Izin Pembangunan Perumahan Dipangkas
“Saya melihatnya tidak ada isu default di sini. Kami tidak berpikir untuk itu,” ujar Sahala di Jakarta, Jumat (16/10).
Meski demikian, Sahala menjamin aset pemerintah akan aman. Kalaupun gagal, yang akan turun tangan yakni China Development Bank (CDB), sebagai pihak yang memberi pinjaman dana sebesar 75 persen.
BACA JUGA: Butuh Apartemen Terjangkau dan Terbaik di Jakarta, Baca Ini
“Tidak ada jaminan pemerintah, tidak ada jaminan korporasi. Jadi biasanya kalau default tentunya bank (CDB) yang akan ambil alih, bukan negara,” kata Sahala di Jakarta, Jumat (16/10).
Selain itu, staf khusus menteri BUMN ini menjelaskan, aset perusahaan pelat merah yang masuk dalam Konsorsium juga akan menjadi jaminan proyek tersebut.
BACA JUGA: Mau Naik Kereta Cepat? Siapkan Dua Lembar Uang Ini
Dengan kata lain, jika proyek tersebut gagal dibangun, maka aset konsorsium BUMN yang terdiri dari PT Jasa Marga, PT Wijaya Karya, PT KAI, dan PTPN VIII akan diambil oleh CDB.
“Aset BUMN dijaminkan dari joint venture kereta cepat Jakarta-Bandung,’ sebut Sahala.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 9 November, Ground Breaking Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dimulai
Redaktur : Tim Redaksi