Aset Perbankan Syariah Indonesia Tembus Rp 375 Triliun

Kamis, 24 Agustus 2017 – 18:48 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JOGJA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, negara-negara berpenduduk mayoritas muslim pada umumnya termasuk dalam negara dengan pendapatan rendah.

Salah satunya adalah Indonesia. Negeri-negeri muslim tersebut menghadapi tantangan yang serupa.

BACA JUGA: Maksimalkan Wakaf untuk Pembangunan Infrastruktur

Di antaranya, indeks pembangunan manusia (IPM) yang rendah dan pembangunan infrastruktur yang masih perlu dikembangkan. 

’’Di negara-negara Islam, pembiayaannya ada, tapi tidak sesuai dengan kebutuhannya,’’ kata Sri, Rabu (22/8).

BACA JUGA: Beginilah Jadinya saat Sri Mulyani Bertemu Sri Mulyani

Menurut Sri, di Indonesia, persoalan infrastruktur masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah dalam jangka panjang.

Dengan populasi lebih dari 250 juta penduduk, Indonesia harus menemukan solusi yang inovatif untuk membiayai program pembangunan inklusif dan berkelanjutan.

BACA JUGA: Dongkrak Daya Beli Masyarakat, Harga BBM dan Listrik tak Naik

Dia mencontohkan, untuk membiayai proyek infrastruktur target jangka menengah saja, Indonesia membutuhkan sekitar USD 37 miliar.

Di sisi lain, lanjut dia, industri keuangan syariah di Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan signifikan.

Pada 2017 industri perbankan syariah di tanah air terdiri atas 13 bank syariah, 21 unit usaha syariah bank, dan 167 bank perkreditan syariah dengan total aset lebih dari Rp 250 triliun.

Aset tersebut menyumbang 5,34 persen dari total aset perbankan.

Di industri nonperbankan, total aset pembiayaan syariah tumbuh 34 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, premi asuransi syariah tumbuh 3,68 persen pada Juni 2017 dibandingkan dengan periode tertentu tahun lalu.

Di pasar modal, pangsa pasar sukuk adalah 21,16 persen atau setara dengan USD 62,13 miliar dari total obligasi pemerintah.

Selain itu, total penerbitan sukuk perusahaan adalah Rp 3,17 triliun yang setara dengan 7,9 persen dari total pasar obligasi korporasi di Indonesia. (ken/c7/sof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Horeee, Tahun Depan Tak Ada Kenaikan Harga BBM dan TDL


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler