jpnn.com, SINGAPURA - Direktur Jenderal Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) Gilbert F Houngbo mengatakan kawasan Asia Pasifik dan negara-negara Arab memimpin dalam pemulihan pasar tenaga kerja dari dampak pandemi.
Berdasarkan laporan "Asia-Pacific Employment and Social Outlook 2022" yang dirilis ILO baru-baru ini, jumlah pekerjaan di kawasan Asia Pasifik pada 2022 adalah 2,0 persen di atas tingkat sebelum krisis 2019, atau pulih dari kehilangan lebih dari 57 juta pekerjaan pada 2020.
BACA JUGA: Ganjar Pranowo Buka Pelatihan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi di Jawa Tengah
“Tetapi perlu dicatat bahwa pemulihan yang terjadi masih sangat tidak pasti dan malah berkontribusi pada semakin lebarnya ketimpangan (sosial),” kata Gilbert dalam konferensi pers di sela-sela Pertemuan Regional ke-17 ILO Asia Pasifik di Singapura, Selasa.
Karena itu, dia menegaskan perlunya kebijakan yang lebih inklusif di sektor ketenagakerjaan dan upaya bersama untuk memulihkan pasar tenaga kerja dengan perlindungan sosial dan perlindungan atas pekerjaan yang layak.
BACA JUGA: Kepesertaan Aktif BPJAMSOSTEK Capai 36 Juta Tenaga Kerja, Rekor!Â
“Kita perlu mendorong pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja untuk lebih banyak berdialog untuk memastikan bahwa tantangan yang ada dapat ditangani dengan baik,” tutur dia, merujuk pada kerja sama tripartit yang dimajukan oleh ILO kepada para negara anggotanya.
Secara global, ekonom ILO memperkirakan sekitar 1,5 persen atau setara dengan 14 juta pekerjaan telah hilang pada kuartal ketiga 2022.
BACA JUGA: Pendidikan Vokasi Harus Terhubung dengan Sistem Informasi Pasar Tenaga Kerja
Kemunduran dalam proses pemulihan pasar kerja global didorong berbagai krisis termasuk ekonomi, bencana alam, gejolak geopolitik, dan perang di Ukraina.
Menyikapi fakta tersebut, Gilbert melalui pertemuan ILO tersebut mendorong negara-negara anggota untuk memprioritaskan pekerjaan yang layak dan keadilan sosial sebagai kekuatan pendorong untuk pemulihan yang berpusat pada manusia.
“Saya berharap selama pertemuan regional ini kita akan menemukan titik temu tentang prioritas tindakan regional. Hal ini penting untuk mencapai masa depan pekerjaan yang berpusat pada manusia dan untuk mendorong pemulihan yang didasarkan pada pertumbuhan yang kaya lapangan kerja yang inklusif dan transformatif,” tutur mantan Perdana Menteri Togo itu. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif