Asing Ancang-ancang Caplok MBTO

Senin, 06 Juni 2011 – 15:07 WIB
JAKARTA - Performa saham PT Martina Berto Tbk (MBTO) kurang meyakinkanSejak listing perdana di lantai bursa efek indonesia (BEI), saham perseroan tidak banyak bergerak

BACA JUGA: Asing Kuasai 40 Persen Aset Perbankan

Yang menyedihkan, saham emiten kosmetik itu justru berdamai dan terpuruk di level Rp 530 dari harga IPO Rp 750.
 
Meski begitu, fakta tersebut tidak membuat nyali manajemen menciut
Karenanya, mereka memastikan tidak bakal menambah jumlah saham yang beredar di publik

BACA JUGA: Telkom Luncurkan Layanan IPTV

Dan, perseroan tetap yakin dengan fundamental bagus yang dimiliki perusahaan
Optimisme itu makin menebal menyusul kinclongnya kinerja perseroan sepanjang 2010 dan sukses menyumpal dividen kepada para pemegang saham.

Tak ayal kondisi itu sukses menggoda beberapa pihak asing masuk saham emiten berbasis produk kosmetik tersebut

BACA JUGA: KKUKM-Bukukan Transaksi Rp28,7 Miliar

"Secara lisan dalam sejumlah pertemuan dengan Bank of America beberapa waktu lalu, tidak sedikit investor asing yang memberi sinyal positifTetapi, kami belum menyikapi secara serius," tandas Bryan David Emil, Direktur Utama MBTO, di Jakarta

Opsi tidak mengambil kebijakan menambah saham publik, karena sebetulnya tidak ada pertumbuhan saham secara instanEmiten besar dengan fundamental kuat dan profil bagus pun, melalui proses panjangJadi, manajemen dalam durasi waktu lima tahun ke depan belum akan mengambil keputusan mengobral saham ke publik”Kami tetap optimistis harga saham masih bisa bertumbuh lebih baik lagiHanya tinggal menunggu  waktu," tukas Bryan.

Bryan menyebutkan beberapa fund manajer asing yang mendekati saham perseroan antara lain Deutsche Bank (DB), CLSA, dan Philip CapitalTapi, ketertarikan itu baru sebatas lisan dan belum ada tindak lanjut lagi secara resmiTetapi, potensi itu tidak menutup kemungkinan bisa ditindaklanjuti pada tahap yang lebih serius"Karenanya kami percaya saham MBTO akan balik ke harga IPO,” yakin Bryan

Sementara Reza Priyambada, Managing Research Division Indosurya Securities menyebut sektor konsumsi menjadi bidang paling prospektif di IndonesiaSelain segmen pasarnya besar, kecenderungan konsumtif masyarakat memperkuat potensi tersebut”Dan kosmetik telah menjadi kebutuhan terpenting masyarakat,” tutur Reza.

Nah, sejalan pertumbuhan penduduk, prospek industri kosmetik akan selalu meningkatBahkan, situasinya berbeda dan tidak melulu didominasi kaum hawaKaum adam pun tidak sedikit yang doyan bersolekKondisi ini menjadi peluang baru dan perlu disikapi dengan menyediakan prouk khusus"Ttentu ini menjadi nilai tambah bagi industri kosmetik di masa mendatang," lanjut Reza.

Sekadar diketahui, Martina Berto pada awal tahun ini melakukan go public dengan melepas 355 juta lembar saham, atau setara 33,17 persen sahamSaham perseroan yang dibanderol Rp 740 per saham itu, saat listing ditutup melemah 10,81 persen ke posisi Rp 660 per sahamDan, pada akhir pekan lalu, harga saham MBTO berkubang dikisaran Rp 530 per saham(far)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PTPN II Terbitkan MTN Rp 400 Miliar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler