jpnn.com, BANTEN - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri menyelenggarakan literasi digital sektor pemerintahan untuk aparatur sipil negara (ASN) di Provinsi Banten.
Kegiatan yang dilaksanakan akhir September itu dibagi dalam beberapa batch.
BACA JUGA: Dibekali Literasi Digital, Mahasiswa Baru UNBI Diharapkan Menjadi Pembelajar Beretika
Ketua Tim Literasi Digital Pemerintahan Kemenkominfo Niki Maradona mengatakan kegiatan itu bertujuan meningkatkan pemahaman literasi digital bagi ASN menuju transformasi digital di Indonesia
"Partisipasi ASN di lingkup pemda dalam kegiatan literasi digital merupakan salah satu pendorong terciptanya Indonesia makin cakap digital," kata Niki dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/10).
BACA JUGA: Sebelum Terjun ke Lokasi KKN, 963 Mahasiswa Unima Dapat Bekal Literasi DigitalÂ
Niki menyampaikan kegiatan literasi digital diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kecakapan penggunaan teknologi digital.
Selain itu, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan perangkat dan akun yang digunakan.
BACA JUGA: BNC Bersama Para Apoteker Gencarkan Edukasi Literasi Keuangan di Tanah Air
Mereka juga mendorong ASN mengenal dan mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan kualitas pelayanan sektor publik kepada masyarakat.
Kepala Bagian BPSDM Provinsi Banten Untung Sarutomo menyampaikan ASN di era sekarang harus menerima digitalisasi pada proses kerjanya agar makin produktif dan harus memanfaatkan digitalisasi ini secara positif.
“Era digitalisasi ini harus ASN jadikan sarana untuk meningkatkan kompetensi dan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan motto Berakhlak," ujarnya.
Kepala BPSDM Kemendagri Sugeng Hariyono turut menyampaikan bahwa ruang digital yang ada saat ini memiliki dua sisi, yakni peluang dan tantangan.
Peluang di ruang digital harus ASN manfaatkan secara optimal melalui pendekatan literasi.
Literasi di sini dimaknai sebagai kecakapan, kemampuan untuk membaca, mendengar, melihat, menulis, menjelaskan dan menerapkan semua konten digital sebagai potensi untuk memanfaatkan segala hal positif yang ada di dalam ruang digital.
Sisi yang lain adalah tantangan yang mana ruang digital ini perlu kecakapan untuk mengubah pandangan yang pesimistis menjadi lebih optimistis dengan memanfaatkan digital.
"Melalui literasi digital, diharapkan bisa membantu untuk memiliki visi serta pemahaman yang lebih jelas dalam era digital sehingga lincah menghadapi perubahan dengan pendekatan keahlian yang tepat,” tegasnya.
Dia menambahkan dengan memanfaatkan TIK bisa membuat ASN siap menghadapi perubahan dan bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan produktivitas kerja.
Sementara itu, Praktisi Digital Content Creator, Gatot Sandi mengungkapkan etika digital pada era saat ini penting bagi ASN.
ASN dituntut menjadi role model, dituntut bisa menjadi panutan untuk tidak menyebarkan hoaks.
“Etika digital berkaitan erat dengan Netiket. Netiket ini didefinisikan sebagai cara yang benar dan diterima umum dalam berkomunikasi dengan seseorang atau khalayak di internet," terangnya.
Dalam prinsip ini, ujar Gatot, masing-masing harus menyadari bahwa semua ini manusia.
Jadilah terhormat, sabar untuk menghadapi perbedaan perspektif dan menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan.
Perhatikan juga kata yang diketik atau ucapkan. Kritis itu boleh, tetapi jangan merendahkan orang lain.
"Jaga privasi masing-masing. Hanya karena memiliki gawai, bukan berarti bebas merekam apa pun dan siapa pun lalu meng-upload-nya ke internet hanya karena mau viral atau FOMO (Fear of Missing Out),” ujar Gatot.
Widyaiswara Ahli Madya BPSDM Kemendagri, Wawan Hermawan menekankan bahwa generasi yang tumbuh dengan akses yang tidak terbatas dalam teknologi digital mempunyai pola berpikir yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
Setiap orang hendaknya bertanggung jawab terhadap bagaimana menggunakan teknologi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, yang mana ada aspek budaya yang perlu diperhatikan. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkominfo dan GNLD Gelar Program Literasi Digital di Mamuju
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Mesyia Muhammad