Asprov PSSI DKI Jakarta Diminta Segera Gelar Kongres Luar Biasa

Sabtu, 14 September 2024 – 14:45 WIB
Pemilik klub Liga 3, ABC Wirayuda, Riko. Dok: source for JPNN.

jpnn.com, JAKARTA - Saat ini para atlet sepak bola wilayah lain tengah bertanding di lapangan hijau memperjuangkan nama daerang masing-masing di PON 2024, Aceh dan Sumatera Utara. Namun, atlet sepak bola DKI Jakarta hanya menjadi penonton di layar kaca.

Atas hal itu, Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta didesak untuk segera menggelar Kongres Luar Biasa (KLB). Apalagi, sejak tiga tahun terakhir, Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta selalu dipimpin pelaksana tugas (Plt).

BACA JUGA: Bea Cukai Ungkap Hasil Gempur Rokok Ilegal di Pontianak

Gagalnya tim bola DKI dalam PON 2024, menambah panjang sejarah kelam bagi sepak bola DKI, karena sejak 16 tahun terakhir, yakni 1998 hingga PON 2024, tidak kunjung merasakan atmosfir persaingan sepak bola antara provinsi di tanah air.

"Dengan tidak adanya ketua Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta yang definitif. Tentu sangat berpengaruh pada proses pembinaan atlet cabang sepak bola khususnya di Jakarta. Dan hasilnya tidak lagi lolos ke PON 2024," ujar pemilik klub Liga 3, ABC Wirayuda, Riko, Sabtu (15/9).

BACA JUGA: Pj Gubernur Jateng Optimistis Peringkat Jawa Tengah Terus Naik pada PON XXI

Dia mengatakan dampak dari kesemerawutan yang terjadi dalam kepengurusan Asprov PSSI DKI Jakarta, pembinaan serta seleksi atlet sepak bola Jakarta tidak berjalan baik.

Salah satu contoh, kata dia proses seleksi pemain pra-PON yang dilakukan secara terbuka.

BACA JUGA: Bareskrim Usut Dugaan Penyelewengan Dana PON Aceh-Sumut

“Padahal untuk seleksi tim sepak bola PON harusnya dilakukan dengan merekrut pemain dari klub yang ikut dalam kompetisi liga 3. Bukan seperti saat ini, seleksi terbuka yang ujungnya rawan terjadinya pemain-pemain titipan dari pihak tertentu," katanya.

Sisi lainnya, Plt Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta juga mempengaruhi perhatian terhadap klub-klub sepak liga tiga yang dalam segi finansial masih sangat mengkhawatirkan.

"Dari 24 klub liga 3, tercatat hanya 3-4 klub yang secara finansial dalam kondisi baik," katanya.

Kegelisahan terhadap prestasi sepakbola juga disampaikan mantan anggota DPRD DKI 3 periode, Sjahrial.

Mantan Ketua Komisi E dan anggota Komisi C DPRD DKI itu menyesalkan tim sepak bola PON DKI Jakarta yang gagal lolos babak kualifikasi pra-PON 2024 karena tersingkir oleh Jawa Barat, Banteng, dan Kalteng.

Padahal, kata Sjahrial, pemprov DKI Jakarta lewat APBD DKI bertahun-tahun, sudah mengucurkan dana ratusan miliar untuk pembinaan sepak bola DKI Jakarta.

“Kalau hasilnya empat kali pelaksanaan PON, Jakarta selalu gagal dalam kualifikasi. Sama halnya dana yang diberikan sia-sia," ujar dia.

Dengan gagalnya tim sepakbola DKI Jakarta di PON 2024, menurut Sjahrial menjadi catatan buruk bagi sepakbola Jakarta, yang pada era sebelumnya melahirkan pemain-pemain hebat seperti Iswadi Idris, Sucipto Suntoro, Anjas Asmara dan sederet nama terkenal lainnya.

"Saya kira ke depan Pemprov DKI harus meninjau ulang dana yang diberikan pada Asprov PSSI Provinsi DKI Jakarta. Sebab dengan anggaran yang jumlahnya ratusan miliar diberikan bertahun-tahun, tidak ada prestasi yang diraih, itu sangat memalukan,” ujar dia. (cuy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penilap Dana PON Siap-siap Saja, Kapolri Bakal Kerahkan Penyidik


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler