Assad Sudah Menang, Buat Apa Gunakan Senjata Kimia?

Minggu, 15 April 2018 – 16:11 WIB
Presiden Syria Bashar Al Assad. Foto: Reuters

jpnn.com - Keterlibatan Amerika Serikat, Inggris dan Prancis dalam perang Syria didasari tuduhan bahwa Presiden Bashar Al Assad menggunakan senjata kimia untuk membunuhi rakyatnya sendiri. Namun, seperti yang pernah terjadi dalam perang Iraq sekitar 15 tahun lalu, klaim tersebut bisa jadi palsu.

Keraguan itulah yang dirasakan pensiunan jenderal dan pakar militer Inggris, Jonathan Shaw. Dalam sebuah wawancaran dengan stasiun televisi Sky News, dia mempertanyakan tuduhan tiga negara bersekutu itu.

BACA JUGA: Warga Syria di Amerika Menangis, Sebut Trump Ingkar Janji

"Apa motif yang memicu Syria menggunakan senjata kimia saat ini?" tanyanya.

Menurut Shaw, sangat janggal pasukan Assad menggunakan senjata kimia sekarang. Pasalnya, mereka sudah dalam posisi menang perang setelah pasukan pemberontak menyerah di Ghouta Timur dan Douma.

BACA JUGA: Assad: Serangan Amerika Mempersatukan Syria

Kemenangan rezim Assad pun secara terbuka diakui sejumlah petinggi Amerika Serikat, termasuk Presiden Donald Trump.

"Kepala CENTCOM Jenderal Votel berkata kepada Kongres beberapa hari lalu bahwa Assad telah memenangkan perang ini dan mereka perlu menghadapi itu. Kemudian bukankah Anda mendengar pernyataan Trump pada minggu lalu bahwa Amerika telah selesai dengan ISIS dan mereka akan segera keluar dari perang Syria," beber Shaw.

BACA JUGA: Bombardir Syria, PM Inggris Kangkangi Parlemen

Anehnya, saat Shaw masih membeberkan analisanya, tiba-tiba sang pembawa berita menghentikan wawancara. Tanpa penjelasan, perempuan bernama Samantha itu meminta maaf dan mengatakan bahwa percakapan harus diakhiri.

Sejauh ini Pemerintah Syria bersikeras mereka tidak pernah menggunakan senjata kimia di Douma. Hal senada juga disuarakan sekutu Assad, Rusia dan Iran.

Untuk diketahui, pada 2003, Amerika Serikat dibantu sekutnya menginvasi Iraq dan menggulingkan Presiden Saddam Hussein.

Agresi militer yang menewaskan ratusan ribu warga sipil itu didasari klaim bahwa Iraq memiliki senjata pemusnah massal dan berencana menggunakannya untuk menyerang Amerika Serikat.

Namun, sampai sekarang klaim tersebut tidak pernah terbukti. Begitupun dengan tuduhan Pemerintah Iraq mensponsori kelompok teroris Al Qaeda. (iml/JPC)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS dan Sekutunya Bombardir Syria, Begini Reaksi Tiongkok


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler