Assalamualaikum, Bang Ngabalin, Mengapa Tidak Meminta Maaf kepada Pak Busyro?

Sabtu, 15 Mei 2021 – 17:40 WIB
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin. Foto: dokumen JPNN.Com/Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menilai komentar Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin menjawab kritikan Busyro Muqoddas, sangat berlebihan. 

Saleh menilai tidak selayaknya kritik dari masyarakat dibalas dengan kalimat konfrontatif. 

BACA JUGA: Mukhlis Ramlan: Semoga Bang Ali Mochtar Ngabalin Segera Bertobat

Kalau pun menolak kritik itu, sebagai tenaga ahli utama KSP, Ngabalin dmestinya menjawab dengan memakai diksi yang baik.

"Bang Ali ini kan orang sekolahan. Di mana-mana selalu bicara kalau dia memang orang berpendidikan. Sekolahnya sudah paripurna. Semestinya, ada bingkai kesantunan dalam setiap kali berbicara dan menjawab kritik. Tetapi ini kan tidak ya, jawab kritik ternyata membuat polemik," ujar Saleh dalam keterangannya, Sabtu (15/5).

BACA JUGA: Ali Ngabalin: Apa yang Salah dengan Pernyataan Jokowi soal Bipang?

Ketua Fraksi PAN di DPR ini kemudian menyoroti pernyataan Ngabalin yang terkesan menyebut para pengkritik tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK berotak sungsang. 

Pengkritik TWK tersebut di antaranya Busyro yang merupakan mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Busyro saat ini menjabat sebagai Ketua PP Muhammadiyah. 

BACA JUGA: Bobby Nasution Langsung Keluar dari Rumah Sabtu Dini Hari, Menyampaikan Perintah

"Seharusnya sebagai kader Muhammadiyah, dia (Ngabalin) semestinya tahu kapasitas para pimpinan di Muhammadiyah. Mereka yang terpilih adalah yang diseleksi secara alamiah dan ilmiah. Tidak ada pimpinan di Muhammadiyah yang karbitan," ucapnya. 

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini lebih lanjut mengatakan, banyak aktivis muda Muhammadiyah kecewa kepada Ngabalin. 

"Mereka tidak menyangka kalau Bang Ngabalin bisa kelewatan seperti itu. Cara berkomunikasi yang seperti ini saya kira bisa merugikan Jokowi," katanya.

Saleh mengemukakan penilaian demikian karena Jokowi selama kepemimpinannya tidak pernah alergi dengan kritikan. 

Bahkan, kritikan selalu dijawab dengan santun dan perbaikan kinerja. 

"Hal yang paling aneh, Ngabalin tidak mau pula mengucapkan permohonan maaf. Bukankah di bulan Syawal ini, silaturrahmi harus tetap dijaga? Jika ada yang salah dan khilaf, perlu saling memaafkan," tuturnya. 

Saleh meyakini, meski Ngabalin tidak meminta maaf, Busyro Muqoddas akan tetap tenang. 

"Kata-kata tidak sopan yang dilontarkan (Ali Ngabalin), saya kira tidak akan membuatnya (Busyro) berkecil hati. Beliau santai saja, mungkin juga senyum-senyum manis," pungkas Saleh.(gir/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler