Astaga! Ditinggal Bapak Beli Minyak Tanah, Bocah 10 Tahun Tewas Terseret Banjir

Selasa, 19 Januari 2016 – 09:59 WIB
Ilustrasi. Foto: Pixabay.com

jpnn.com - KAMPAR - Peristiwa banjir yang melanda sebagian besar wilayah Kabupaten Kampar memakan korban. Peristiwa naas ini terjadi Minggu (17/1) sekira pukul 14.30 WIB. Korbannya seorang anak laki-laki yang diduga hanyut terseret banjir di Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar.

Korban M Rifal Afri (10), pelajar kelas 5 SD Negeri 015 Tambang itu tinggal di Dusun III Koto Jaya, Desa Palung Raya, Kecamatan Tambang. Kejadian ini berawal, saat orangtua korban In Afrianto tengah berada di Jalan Lingkar, Desa Palung Raya hendak pergi membeli minyak tanah ke  Dusun I menggunakan sampan. Saat itu kondisi jalan tergenang air setinggi 120 cm.

BACA JUGA: Waduh.. Dosen Ajak Mahasiswa Gabung Gafatar

Tiba-tiba korban M Rifal Afri datang menyusul ayahnya dan ingin ikut bersamanya. Karena korban tidak bisa berenang, ia pun disuruh orang tuanya untuk menunggu di tepian jalan lingkar tersebut dengan mengatakan, ''Kamu tunggu di sini saja ayah tidak lama. Kalau nanti ayah lama kamu pulang saja duluan ke rumah''. Korbanpun mengiyakan perkataan orangtuanya.

Setelah itu ayah korban melanjutkan perjalanannya membeli minyak tanah dengan sampan, sekira pukul 14.30 WIB, ketika ayahnya kembali ke tempat korban menunggu sudah tidak terlihat lagi keberadaannya.

BACA JUGA: Perintah Dirjen Polpum: Evakuasi Pengikut Gafatar

Ayah korban bertanya kepada salah seorang saksi yang ada di sekitar tempat tersebut yaitu Ibnu Hasim tentang keberadaan anaknya. Saksi mengatakan, kalau dia tadi menyuruh korban ke atas tepian dan setelah itu terlihat korban langsung pergi bersama temannya Aditya Hidayat.

Tanpa disadari temannya itu, korban kembali ke Jalan Lingkar yang digenangi banjir tersebut hingga akhirnya korban hilang dan diduga diseret air banjir.

BACA JUGA: Dikawal Ketat Brimob, Dubes AS No Comment soal Freeport

Keluarga korban bersama masyarakat dibantu anggota Polsek Tambang dan Basarnas masih terus mencari keberadaan korban di sekitar lokasi kejadian, dan korban belum ditemukan.

Kapolsek Tambang AKP RZ Siregar yang dikonfirmasi membenarkan kejadian ini. ''Tim Basarnas dibantu personil Polsek Tambang serta masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap korban,'' jelasnya.

Kepada masyarakat kembali diingatkan untuk lebih waspada dalam mengawasi anak-anak terutama disaat banjir ini. Ratusan Kerambah Hanyut Doni (35) warga Desa Merangin, Kecamataan Kuok, yang merupakan seorang petani ikan kerambah, matanya nanas, tatapannya kosong, raut mukanya tiba-tiba kusut. Bibirnya kelu hingga membuatnya tak sanggup berkata-kata. 

Ini disebabkan oleh kerambah ikan usaha miliknya hanyut diterjang banjir arus Sungai Kampar yang meluap, Sabtu (16/1) dini hari.

Doni menuturkan, pada dini hari itu arus kencang Sungai Kampar meluluh lantakkan kerambah ikan sebagai mata pencariannya selama ini. Akibatnya, Doni mengalami kerugian hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Beberapa keramba miliknya hancur diterjang banjir. Tidak itu saja, kerambah ikan yang tak hanyut diterjang banjir ikan-ikan  di dalam kerambah pun banyak yang mati akibat terombang-ambing diakibatkan kencangnya arus Sungai Kampar.

''Kerugian saya hingga mencapai ratusan juta rupiah,'' ucap Doni dengan suara yang sedikit tertahan.

Ternyata Doni tidak sendirian, masih banyak doni-doni lain yang mengalami kerugian serupa dengannya. Di tiga desa yang kami datangi seperti Desa Merangin, Desa Pulau Terap, Desa Kuok ada ratusan petani ikan kerambah yang mengalami nasib serupa dengan Doni. Kerugian yang dialami para petani pun bervariasi, mulai dari belasan hingga mencapai ratusan juta rupiah.

''Mungkin kalau kita total kerugian di tiga desa (Merangin, Pulau Terap, Kuok) mencapai sedikitnya hingga tiga milyar lebih, belum termasuk kerugian ribuan petani ikan kerambah di hilir,'' ungkap Ihsan, petani ikan kerambah asal Desa Pulau Terap.

Dari pantauan di lapangan di sepanjang Sungai Kampar banyak kerambah ikan yang hanyut, hancur diterjang air sungai yang naik akibat curah hujan yang tinggi di hulu Sungai Kampar, yakni di provinsi tetangga Sumatra Barat.

Sementara itu, Kadis Perikanan Kampar Usman mengatakan, bahwasanya dia belum mengetahui berapa jumlah kerambah yang hanyut. ''Namun data sementara ini ada ratusan kerugian hingga puluhan miliaran rupiah,'' ujarnya.(MXT/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Pulang ke Rumah, Pak Tua Ini Ditemukan Tewas Di Pinggir Pantai


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler