jpnn.com, KANSAS - Andrew Finch sedang bersantai di rumahnya ketika tiba-tiba sejumlah polisi datang dan memanggilnya lewat pengeras suara untuk keluar. Bapak dua anak itu pun menurut. Tiba-tiba..Dor!! Andrew langsung tewas tertembus peluru aparat di teras rumahnya sendiri, Kamis (28/12) malam.
Kematian Andrew menggegerkan Kota Wichita, Kansas, Amerika Serikat. Pasalnya, ternyata dia tidak melakukan kejahatan apa-apa.
BACA JUGA: Kronologis Aan Ditembak Dadanya oleh Polisi di Tengah Hutan
Andrew adalah korban keisengan yang dikenal dengan istilah swatting. Intinya, pelaku swatting membuat laporan palsu alias hoaks tentang situasi darurat yang membutuhkan penanganan polisi.
Dalam beberapa kesempatan lelucon tidak lucu ini berhasil membuat polisi mengerahkan pasukan SWATT untuk menggerebek atau melakukan penangkapan. Aparat mengaitkan perilaku ini dengan komunitas pemain video game online.
BACA JUGA: Ini Rekor Buruk Trump di Tahun Pertama Kepemimpinannya
Wakil Kepala Kepolisian Wichita Troy Livingston mengatakan, malam itu pihaknya menerima telepon dari seorang pria yang mengaku baru saja membunuh ayahnya dan tengah menyandera beberapa orang. Penelepon itu juga mengancam akan membakar rumahnya.
Menindaklanjuti laporan itu, kepolisian mengirim sejumlah personel ke alamat yang diberikan sang penelepon. Mereka mengepung rumah di bagian barat Kota Wichita tersebut.
BACA JUGA: Ssst..AS dan Israel Diam-Diam Bentuk Tim untuk Melawan Iran
"Kemudian seorang pria keluar dari rumah itu dan berdiri di teras," ujar Livingsotn dalam konferensi pers, Jumat (29/12).
"Petugas beberapa kali memintanya angkat tangan dan bergerak mendekat pelan-pelan," lanjut Troy.
Tiba-tiba salah satu polisi melepas tembakan yang akhirnya membunuh Andrew. Livingston berkilah, petugas itu mengira Andrew hendak menembakkan pistol ketika dia mengangkat tangannya dengan cepat.
Petugas pun kaget bukan main ketika mereka masuk ke dalam rumah Andrew beberapa menit kemudian. Tidak ada orang yang dibunuh atau pun sandera di dalam.
"Ini insiden tragis. Keisengan tidak bertanggung jawab yang membahayakan jiwa orang lain. Ini adalah mimpi buruk bagi semua pihak yang terlibat," pungkas Livingston yang berjanji akan terus mencari sang penelepon iseng.
Pihak keluarga mengungkapkan bahwa Andrew adalah seorang ayah dengan dua orang anak. "Penelepon itu telah mengambil keponakanku. Ayah dua anak. Bagaimana rasanya jadi pembunuh? Saya tak mengira orang bisa dengan sengaja melakukan hal seperti ini," ujar Lorrie Hernandez-Caballero, bibi korban. (reuters/dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Amerika Serikat Bekukan Aset Anak Buah Kim Jong Un
Redaktur & Reporter : Adil