jpnn.com - MUNGKID – Para orang tua murid TK Mardi Putra di Desa Ringinanom Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang, pada Kamis lalu (9/6) beramai-ramai mendatangi sekolah tempat putra-putri mereka menempuh bangku pendidikan. Para ortu itu bermaksud melabrak Kepala Sekolah TK Mardi Putra, PL karena diduga menggelapkan uang tabungan siswa senilai Rp 60 juta.
Sebagaimana diberitakan Radar Kedu (Jawa Pos Group), para siswa punya tabungan bervariasi. Mulai Rp 500 sampai Rp 7 juta.
BACA JUGA: Selidiki Penembakan Showroom Lamborghini, Ini yang Dilakukan Polda Metro
Lazimnya, uang itu dikembalikan ke siswa pada akhir tahun pelajaran. Selain itu, uang tabungan biasanya juga untuk kegiatan wisata akhir tahun.
Namun, ternyata uang itu tak kunjung cair. Salah satu wali murid, Ana mengatakan, PL selalu berkelit saat ditagih soal pencairan yang tabungan.
BACA JUGA: Hati-hati..Bandar Narkoba Incar Rekrut Kurir Remaja
Ana menuturkan, PSL selalu berdalih uang belum bisa dicairkan. “Padahal menurut informasi dia memakai uang tabungan anak-anak untuk keperluan pribadi,” ucapnya.
Ia menjelaskan, seharusnya uang tabungan sudah dibagikan pada 10 Mei 2016 lalu karena akan dipakai untuk piknik para siswa pada 23 Mei 2016. PL lantas menjanjikan pencairan uang tabungan pada 30 Mei lalu.
BACA JUGA: Setelah Dua Tahun Cabuli Anak Tiri, Si Bejat Ini Bilang....
Namun, lagi-lagi uangnya tak cair. “Akhirnya rencana piknik anak-anak gagal dan janji kepala sekolah tanggal 30 Mei kemarin ternyata juga bohong,” ujar Ana dengan nada kesal.
Wali murid lainnya, Siti Qoesoh menambahkan, pihak sekolah menerima uang tabungan siswa hingga dua kali dalam sepekan. Yakni Senin dan Kamis.
Sedangkan jumlah siswa di TK Mardi Putra lebih dari 120 anak. Jumlah itu terbagi ke dalam dua kelas TK kecil dan dua kelas TK besar.
Siti mengatakan, kejadian itu sebenarnya yang kedua kalinya. Empat tahun lalu, PL yang sudah menjadi PNS juga pernah melakukan perbuatan yang sama. “Bedanya kalau dulu uang akhirnya dibagikan, tapi molor hingga beberapa minggu,” beber Siti.
Sedangkan dalah satu guru di TK Mardi Putra, Nadhiroh mengatakan, dia bersama tiga rekan guru lainya sebenarnya sudah berusaha mencarikan jalan keluar. Salah satunya mempertemukan wali murid dengan PL.
Namun, ternyata PL sulit dihubungi. Para guru pun bersikap pasrah andaikan para wali murid melaporkan PL ke polisi.
“Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Kalau ibu-ibu menempuh jalur lain kami tidak bisa melarang,” tuturnya.(vie/ton/jpg/ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemuda Sakit Jiwa Hampir Habis Dihajar Massa
Redaktur : Tim Redaksi