jpnn.com - MEDAN - Seorang mahasiswi terbaik Fakultas Hukum USU, Medan, Elpiana Therecia Ambarita (21) ditemukan tewas gantung diri di kamar indekosnya, di Jalan Jamin Ginting, Gang Ganepo, Padangbulan, Medan Baru, Sumut, Minggu (17/5) malam pukul 22.00 WIB. Sebagian besar rekan, dosen, dan civitas akademika, tidak percaya mahasiswi cantik, dan pintar itu nekat mengakhiri hidupnya dengan cara tersebut.
Mahasiswi semester IV ini mengakhiri hidupnya dengan seutas tali rapia yang disambung tali pinggang. Mencuat kabar, motif bunuh diri mahasiswi asal Parapat, ini lantaran diduga stres memikirkan hubungan asmaranya. Disebut-sebut korban ditinggal kekasihnya seorang oknum polisi.
BACA JUGA: Di Kota yang Satu Ini Warnet Hanya Boleh Buka Sampai Pukul 9 Malam
Menurut keterangan yang diperoleh Sumut Pos (Grup JPNN) Senin (18/5), Elpiana pertama kali ditemukan teman satu kamarnya bernama Amanda (21), mahasiswi yang sama. Malam itu, sehabis mengerjakan tugas kelompok bersama teman-temannya, Amanda pulang ke kosnya yang dikenal dengan sebutan Kos Pinem.
BACA JUGA: Alamak... Ada Anak Korban Didalam Mobil, Pembobol Ini Nekat Rampas Tas
Setibanya di kamar kos, Amanda terkejut dan spontan berteriak histeris. Akibatnya, teriakan Amanda mengundang perhatian seluruh penghuni kos dan warga sekitar. Pasalnya, Amanda melihat Elpiana sudah meregang nyawa dengan posisi tergantung.
Menurut Amanda, sebelum melihat teman kuliahnya tewas, Elpiana sempat bertingkah aneh saat tiba di kos. Beberapa teman akrabnya di kos tersebut satu persatu didatangi Elpiana.
BACA JUGA: Dua Tersangka RSUD Jambi Dijebloskan ke Bui
"Tingkah dia aneh kata kawanku (Heny Manurung) dan tidak seperti biasanya. Dia datang ke kamarnya dan diam saja. Karena, biasanya dia ceria, humoris dan suka ketawa. Selain itu, jika ketemu pasti ribut. Tapi, begitu dia datang ke kamar tidak lama dia langsung ke kamar teman kami Indah. Setelah itu, dia langsung masuk ke kamarnya sendirian," ungkap Amanda sembari menuturkan, sikap aneh korban sejak dua minggu terakhir.
"Siapa yang mengira kalau dia mengakhiri hidupnya dengan cara seperti itu. Kami saja kawan dekatnya tak menyangka dia berbuat seperti itu. Coba bayangkan saja, dia itu kalau dibilang orangnya sangat baik, pintar lagi, di kampus saja dia menjadi kebanggaan kawan-kawan dan sering mendapatkan penghargaan. Namun memang beberapa waktu ini dia agak berbeda, enggak seperti biasanya," tambah Amanda sedih.
Amanda menduga, tindakan nekat temannya itu memang sudah direncanakan. Pasalnya, sebelum ditemukan gantung diri, Elpiana sempat meminta pisau.
"Dia minta pisau, tapi karena kami memang tidak ada pisau ya aku bilang tidak ada. Sempat ku tanya juga pisau itu untuk apa, tapi dia bilang mau potong tali buat jemuran. Memang sih jemuran kami sempit, ya aku enggak ada pikiran negatif," ucapnya.
Tak hanya itu, Amanda melanjutkan, korban pun sempat mencari pisau ke teman satu kosnya. "Jadi, karena tidak ditemukan pisau di dalam kamar, dimintalah sama kawan depan kamar kami, kebetulan mereka juga tidak punya pisau. Akhirnya dia pun tidak mencari pisau itu lagi," tutur Amanda yang mengaku lupa kapan waktu persisnya.
Kematian Amanda pun spontan menjadi geger. Terlihat, rumah Kos Pinem dipenuhi warga dan teman teman kampusnya yang ingin melihat jasad mahasiswi kebanggaan di USU itu. Bahkan, teman-teman perempuannya menangis histeris dan jatuh pingsan begitu mengetahui korban mengakhiri hidupnya dengan cara yang tragis.
Indah Manurung (20), teman satu kosnya, menangis histeris dan jatuh pingsan sehingga harus digotong ke dalam kamarnya. "Memang si Indah dan Elpi kawan dekat, wajar dia menangis seperti itu sampai pingsan, apalagi dia pernah satu kamar. Elpi (korban) ini sudah 3 kali pindah kamar di kos ini," sambung Heni kerabat korban.
Sementara itu, anak pemilik kos bernama Wulan Pinem (23) mengaku, awalnya dia tak percaya akan kejadian yang dialami Elpiana. "Awalnya saya kira teriakan itu main-main, mungkin karena ada kecoak. Soalnya, perempuan kan biasanya geli melihat kecoak atau tikus. Tapi, setelah saya lihat ke dalam kamar, ternyata betul ada orang gantung diri. Kami pun langsung beritahukan ke kepling kemudian polisi," ujar Wulan.
Kapolsek Medan Baru Kompol Ronny Nicolas Sidabutar mengatakan, hasil penyelidikan sementara secara kasat mata tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan ditubuh korban. Karenanya, diduga kuat korban bunuh diri karena tak sanggup menahan masalah dihidupnya.
"Jasad korban saat ditemukan masih menempel di dinding pintu masuk kamar kosnya. Kuat dugaan memang bunuh diri. Keluarga korban tidak mau diotopsi dan akan membawa jenazah ke kampung halamannya di Parapat, untuk dikebumikan," ujarnya singkat.
Peristiwa bunuh diri yang dialami mahasiswa USU, bukan kali pertama. Sebelumnya, Selasa (12/5) lalu, Mario Sianipar (21) warga asal Rantauprapat, Mahasiswa semester IV Fakultas Pertanian USU mengalami hal yang sama.
Tanpa berpikir panjang bahwa usianya yang masih beranjak dewasa dan banyak waktu untuk merubah kehidupannya, Mario nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri lantaran stres memikirkan biaya kuliahnya, biaya masuk kuliah adiknya Memei serta memikirkan orang tuanya yang lagi sakit di Rantau Prapat.(ris/adz/fas/ray/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Cegah Peredaran Uang, Rutan Siapkan Kartu Brizzi untuk Narapidana
Redaktur : Tim Redaksi