jpnn.com, SUKABUMI - Puluhan warga Kampung Pangkalan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat diduga keracunan usai menyantap nasi uduk yang dibagikan dari salah seorang warga usai acara tahlilan. Korban yang keracunan mayoritas adalah anak-anak.
"Ada 65 warga RT 01/03, Desa Bojonggaling, Kecamatan Bantargadung yang mengalami keracunan. Mayoritas korbannya adalah anak-anak dan saat ini sudah dievakuasi ke Puskesmas Bantargadung," kata Kepala Pusat Pengendalian dan Operasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Pusdalops BPBD) Kabupaten Sukabumi Daeng Sutisna di Sukabumi.
BACA JUGA: 14 Siswa SD Keracunan Cilok
Informasi yang dihimpun, sekitar pukul 17.00 WIB pada Selasa, (10/9) salah seorang warga mengadakan acara tahlilan yang kemudian disuguhkan makanan berupa nasi uduk.
Awalnya setelah menyantap makanan tersebut warga tidak merasakan apa-apa dan kembali pulang ke rumah masing-masing dalam kondisi sehat.
BACA JUGA: Enam Orang Ini Keracunan Setelah Minum Jamu Racikan Sulasih
Namun keesokan harinya atau pada Rabu, (11/9) puncaknya sekitar pukul 14.30 WIB puluhan warga mulai mengalami mual, pusing, muntah dan bolak balik buang air besar (BAB).
Melihat terjadinya keracunan massal ini warga yang dibantu petugas gabungan mengevakuasi korban keracunan ke Puskesmas Bantargadung.
Bahkan hingga magrib masih ada warga yang datang ke puskesmas karena kondisinya lemas, beberapa di antaranya harus ditandu karena kondisi lemah yang diduga banyak mengeluarkan cairan tubuh.
"Anggota kami masih bersiaga di lokasi untuk membantu evakuasi warga yang mengalami keracunan, untuk penyebab terjadinya keracunan masal tersebut masih ditangani pihak Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi dan Puskesmas Bantargadung," tambahnya.
Hingga saat ini petugas dari Dinkes Kabupaten Sukabumi masih mengumpulkan sample makanan untuk mengetahui penyebab terjadinya keracunan massal tersebut.
Bahkan sehari sebelumnya kasus serupa terjadi di wilayah Kabupaten Sukabumi dengan jumlah korban mencapai 111 orang yang merupakan buruh pabrik di salah perusahaan di Kecamatan Cidahu.(aditiaaulia/ant/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia