Astaga, Sebegini Biaya Pengobatan Pasien Covid-19 di Rumah Sakit

Senin, 16 November 2020 – 22:12 WIB
Reisa Broto Asmoro. Foto: Humas BNPB

jpnn.com, JAKARTA - Biaya untuk mengobati penderita Covid-19 di rumah sakit ternyata sangat mahal.

Karena itu, masyarakat diminta menjaga diri dan lebih mengutamakan upaya pencegahan, dibanding mengobati yang membutuhkan biaya yang mahal. 

BACA JUGA: Doni Monardo Bantah Beri Dukungan Untuk Acara Habib Rizieq

Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Broto Asmoro menunjukkan bukti, ada pasien yang berobat Covid-19 di satu rumah sakit swasta, harus mengeluarkan biaya mencapai Rp 600 juta.

"Jangan menganggap enteng Covid-19. Dampaknya sangat fatal dan merugikan, baik secara psikologis, apalagi ekonomis," ujarnya dalam dialog secara virtual bertajuk Perhitungan Rugi-Rugi Kena Penyakit, Senin (16/11).

BACA JUGA: Banyak Beredar Mitos Vaksin Berbahaya, Begini Kata Guru Besar UI

Dalam dialog tersebut, hadir Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Hasbullah Thabrany.

Dari hasil studi yang dilakuka Hasbullah, biaya perawatan pasien Covid-19 menelan biaya hingga ratusan juta rupiah.

BACA JUGA: Pariwisata Bangkit dengan Cepat di Daerah yang Disiplin Menerapkan Protokol Kesehatan

Besaran biaya perawatan juga tergantung seberapa banyak penyakit-penyakit penyerta yang dimiliki.

"Dari kajian yang saya survei di sembilan provinsi, yang tertinggi Rp 446 juta. Rata-rata Rp 184 juta, dan rata-rata masa perawatannya selama 16 hari," ungkapnya.

Hasbullah menambahkan, rata-rata masa perawatan 15,4 hari. Biaya yang dikeluarkan ini belum termasuk kehilangan pendapatan seseorang karena tidak bisa bekerja.

Termasuk beban psikologis yang diderita pasien tersebut.

Sayangnya masyarakat, banyak yang tidak memahami bahwa selama masa pandemi Covid-19 ini, pasien yang menjalani perawatan di rumah sakit ditanggung negara biayanya melalui APBN.

Dalam penanganan pandemi Covid-19 dan memulihkan perekonomian nasional, negara harus mengeluarkan biaya APBN sebesar lebih dari Rp 800 triliun.

"Kalau disiplin, kalau kasusnya sedikit, uang negara yang habiskan sedikit. Karena uang negara itu kan uang semua," imbuhnya.

Menurutnya lagi, biaya sebesar itu seharusnya tidak perlu jika masyarakat disiplin menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

Masyarakat Indonesia bisa mencontoh negara-negara di Asia yang disiplin protokol kesehatan seperti China, Taiwan, Thailand, Korea dan lainnya yang mengalami penurunan penambahan kasus.

Untuk penerapan 3M modalnya hanya membeli masker.

Satu masker cukup murah, sekitar Rp 5.000.

"Namun, kalau kena, penghasilan satu hari Rp 100 ribu, jika dirawat selama 15 hari, malah hilang Rp 1,5 juta. Mending disiplin," ujarnya. (tan/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler