Analis Ekokapital Securities, Cece Ridwan mengatakan, indeks sebenarnya bisa berlari lebih kencang pada perdagangan kemarin
BACA JUGA: Sandiaga Terbangkan Lagi Mandala
Namun lajunya terhambat aksi profit taking yang marak terjadi terutama di sesi kedua perdaganganPada perdagangan kemarin, bursa Asia memang ditutup beragam
BACA JUGA: PT KA Luncurkan Kereta Batik
Indeks Komposit Shanghai turun 1,19 poin (0,04 persen) ke level 2.858,38BACA JUGA: IHSG Menuju Level 3900
Indeks Nikkei 225 turun 13,74 poin (0,14 persen) ke level 9.607,08Indeks Straits Times melemah 9,61 poin (0,30 persen) ke level 3.162,95.Selain itu, kata Cece, menguatnya saham-saham industri berbasis semen dan grup Astra memberi kontribusi signifikan atas penguatan indeks kemarin"Hari ini (kemarin) menguatnya saham grup Astra karena telah membagikan dividennya," terangnyaPengaruh penguatan mata uang rupiah terhadap indeks juga dianggap Cece cukup signifikan"Rupiah menguat lumayan ke posisi Rp 8528 (terhadap USD)Penguatan rupiah ini pengaruh terhadap indeks cukup besar," terusnya.
Frekuensi transaksi perdagangan kemarin mencapai 90.413 kali pada volume 5,418 miliar lembar saham senilai Rp 4,868 triliunSebanyak 105 saham naik, 113 saham turun, dan 115 saham stagnanTransaksi investor melakukan pembelian bersih (foreign nett buy) senilai Rp 88,377 miliar di seluruh pasar.
Saham-saham yang naik signifikan (top gainers) pada perdagangan kemarin di antaranya Dian Swastatika (DSSA) naik Rp 1.000 ke Rp 19.000, Astra Internasional (ASII) naik Rp 900 ke Rp 62.000, Indocement (INTP) naik Rp 650 ke Rp 24.450, dan Multibreeder (MBAI) naik Rp 550 ke Rp 17.200.
Sementara saham-saham yang turun cukup dalam (top losers) antara lain Gudang Garam (GGRM) turun Rp 550 ke Rp 43.700, Lionmesh (LMSH) turun Rp 200 ke Rp 4.900, Asia Pacific (POLY) turun Rp 120 ke Rp 250, dan Bank Mega (MEGA) turun Rp 100 ke Rp 3.500(gen/kim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Populasi Jazz Indonesia Terbanyak di Dunia
Redaktur : Tim Redaksi