jpnn.com, JAKARTA - PT Astra International Tbk (ASII) bakal menggelontorkan belanja modal kepada anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR), sebesar Rp 7,65 triliun pada 2018 mendatang.
Angka itu setara 45 persen dari belanja modal ASII yang mencapai Rp 17 triliun.
BACA JUGA: Pemerintah Jamin Return Investasi Infrastruktur
Hingga kuartal ketiga 2017, utilisasi capital expenditure (capex) ASII mencapai Rp 10,8 triliun atau 63,5 persen.
Proyeksi capex ASII pada 2018 mencapai Rp 14–15 triliun.
BACA JUGA: Geber Penjualan, Honda Tawarkan Angsuran Ringan
Angka tersebut merupakan perkiraan yang memperhitungkan realisasi di sisa dua bulan pada tahun ini.
”Dari situ, baru kami bisa lebih memastikan berapa anggaran capex tahun depan,” ujar Head of Investor Relations Division ASII Tira Ardianti, Kamis (9/11).
BACA JUGA: Punya 350 Km Jalan Tol, Astra Genjot Bisnis Nonotomotif
Capex ASII dianggarkan dari internal perusahaan. Menurut dia, UNTR mempunyai prospek bisnis yang baik karena harga komoditas seperti batu bara mulai pulih.
Selama empat tahun belakangan, kondisi keuangan UNTR cukup tertekan karena turunnya harga komoditas.
Ketika harga komoditas sudah membaik, banyak kontraktor yang membutuhkan alat berat untuk produksi.
Direktur Keuangan UNTR Iwan Hadiantoro mengatakan sedang berencana meningkatkan penjualan alat berat.
Volume penjualan alat berat Komatsu dari UNTR hingga September 2017 tercatat 2.744 unit atau naik 73 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
UNTR menguasai market share alat berat sebanyak 36 persen saat ini.
”Target akhir tahun kami jual 3.500 unit,” terang Iwan.
Dia optimistis harga batu bara tahun depan masih cemerlang.
Tahun ini harga tertinggi batu bara mencapai USD 190 per ton.
Padahal, tahun lalu harga batu bara menyentuh USD 50 per ton.
Namun, berkat ekonomi Tiongkok yang tumbuh positif, permintaan batu bara lama-lama meningkat dan harga batu bara kembali pulih.
Pendapatan penjualan UNTR hingga kuartal ketiga lalu mencapai Rp 46,3 triliun atau naik 36 persen secara year-on-year (yoy).
Pendapatan tersebut mayoritas disumbang bisnis batu bara, yaitu mencapai 90 persen.
UNTR berencana memperbanyak diversifikasi agar penunjang pendapang bisnis non-batu bara yang tadinya hanya sepuluh persen dari total pendapatan menjadi 30 persen.
UNTR siap memproduksi emas dari tambang di Blok Meas, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 2019. (rin/c16/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BMW Bangun Pusat Mobil Listrik di BSD
Redaktur & Reporter : Ragil