Astronom Temukan Galaksi dengan Oksigen Melimpah

Minggu, 23 Februari 2020 – 03:29 WIB
Galaksi Markarian. Foto: Nasa/ESA/Hubble

jpnn.com - Tim astronom di Observatorium Astronomi Shanghai, untuk pertama kalinya mengidentifikasi oksigen molekuler di galaksi di luar Bima Sakti.

Tim dipimpin Junzhi Wang itu mengidentifikasi keberadaan molekul oksigen dengan menganalisis gelombang cahaya yang telah mencapai Bumi dari Markarian 231, sebuah galaksi yang berjarak sekitar 581 juta tahun cahaya, lansir dailymail.co.uk.

BACA JUGA: Lowongan Serius! Dicari: Pelindung Galaksi

Pembacaan gelombang cahaya yang diambil teleskop IRAM 30 meter di Granada, Spanyol, membantu para ilmuwan mendeteksi sidik jari molekul oksigen di galaksi Markarian 231, pertama kali senyawa tersebut terdeteksi di luar Bima Sakti.

Ironisnya, keberadaan oksigen di atmosfer kita sendiri, bersama dengan gas-gas lain, secara tradisional membuat sulit untuk mendapatkan pembacaan gelombang cahaya yang akurat dari galaksi yang jauh.

BACA JUGA: Ilmuwan Temukan Galaksi Baru Berjarak 10 Miliar Tahun Cahaya dari Bumi

Gelombang cahaya itu biasanya diserap atau dialihkan oleh berbagai elemen gas yang terkandung di atmosfer kita, sehingga hampir mustahil untuk mendapatkan pembacaan yang akurat.

Gelombang cahaya dari Markarian 231, berasal dari apa yang disebut quasi stellar objects, atau QSO. Quasar atau quasi stellar radio source merupakan inti galaksi aktif yang berada jauh dan merupakan obyek yang sangat terang, sangat energetik dan sangat kuat. Obyek ini memancarkan energi yang sangat besar.

BACA JUGA: Proyek Astronomi Australia Berhasil Temukan Galaksi Berjarak 5 Miliar Tahun Cahaya

QSO adalah objek yang jauh yang memiliki tampilan seperti bintang tetapi memancarkan cahaya yang mengalami pergeseran merah, yang menandakan dia semakin menjauhi kita. Kalau semakin mendekat terjadi pergeseran biru.

Oleh karena itu, pembacaan cahaya dari Markarian 231 berasal dari QSO, mereka memiliki frekuensi gelombang yang jauh lebih rendah daripada gelombang cahaya standar, yang memungkinkan mereka melewati atmosfer Bumi tanpa efek distorsi.

Pembacaan gelombang cahaya diambil di dua lokasi yang berbeda: teleskop IRAM 30-meter di Granada, Spanyol, dan teleskop Northern Extended Millimeter Array di Pegunungan Alpen Prancis.

Markarian 231 adalah galaksi 581 juta tahun cahaya dari Bumi, dan diyakini memiliki oksigen 100 kali lebih banyak dari yang sejauh ini telah terdeteksi di Bima Sakti.

Selama 20 tahun terakhir, oksigen molekuler telah terdeteksi di dua lokasi lain di Bima Sakti: awan Rho Ophiuchi dan Orion nebula.

Manusia dapat menghirup oksigen murni dalam waktu singkat - ini digunakan sebagai pengobatan umum untuk beberapa kondisi kesehatan, termasuk orang yang menderita luka diabetes.

Namun, sistem pernapasan kita bergantung pada unsur-unsur lain di udara, seperti nitrogen dan karbon dioksida, agar berfungsi secara normal.
Menghirup oksigen murni dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan paru-paru permanen dan toksisitas (keracunan) oksigen, akibat hemoglobin darah yang dipenuhi dengan lebih banyak molekul oksigen.

Kendati demikian, oksigen diyakini sebagai salah satu elemen kunci yang diperlukan untuk perkembangan kehidupan.

Tim percaya penelitian lebih lanjut dapat membantu mereka memahami bagaimana faktor distribusi oksigen menjadi pengembangan galaksi dan bagaimana hal itu dapat menciptakan beberapa prasyarat yang diperlukan untuk pembentukan kehidupan. Sebelum menguap ke angkasa, atmosfer Mars dulu mengandung lebih banyak oksigen daripada Bumi. (dailymail/mg8/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler