Asuransi Dapat Membantu Petani Bima Hindari Kerugian Akibat Banjir

Minggu, 17 Januari 2021 – 21:48 WIB
Gedung Kementerian Pertanian. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, BIMA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengimbau petani di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat, memanfaatkan asuransi untuk menjaga lahan pertanian.

Terlebih, saat ini pertanian di Kota Bima terganggu banjir, akibatnya tidak kurang dari 9,5 hektare tanaman padi dipastikan gagal panen.  

BACA JUGA: Kebijakan Pupuk Subsidi Kementan Sudah Tepat

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengingatkan petani untuk selalu menjaga lahan dari ancaman banjir, longsor, dan kegagalan panen.

Mentan SYL menyebut menyediakan asuransi usaha tani padi sebagai salah satu strategi untuk menghadapi ancaman gagal panen.

BACA JUGA: Antisipasi La Nina, Petani Diimbau Maksimalkan Asuransi Pertanian

“Saya harap asuransi adalah bagian dari solusi yang pasti bagi mereka yang terkena dampak, terutama yang kena puso,” ujar Mentan SYL, Jumat (15/1).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengatakan asuransi menjadi pilihan terbaik kalau terjadi gagal panen.

BACA JUGA: Petani NTB Makin Meminati Asuransi Pertanian

Dia menjelaskan, asuransi sifatnya antisipasi, menjaga kalau ada ancaman yang membuat gagal panen. 

"Oleh karena itu, saat memasuki musim tanam, ada baiknya petani juga mengasuransikan lahan. Hal ini menjadi bagian dari antisipasi jika pertanian gagal panen,” kata dia.

Sarwo Edhy menambahkan asuransi pertanian adalah bagian dari mitigasi bencana yang bisa dimanfaatkan petani. Asuransi akan meng-cover kerugian pada lahan-lahan yang gagal panen. Baik itu akibat serangan hama dan penyakit, bencana alam, perubahan iklim maupun cuaca ekstrem.

"Dengan asuransi, petani tidak perlu khawatir lagi kalau gagal panen. Bahkan mereka akan memiliki modal untuk tanam lagi,” paparnya.

Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura Dinas Pertanian Kota Bima Abdul Najir mengatakan hasil data sementara terdapat sejumlah kelurahan di empat kecamatan yang terdampak banjir. Seperti Kelurahan Nungga, Kendo, Jatibaru, Ntobo, Penanae, Panggi dan Santi.  

"Dari tujuh kelurahan tersebut, luas sawah yang terdampak banjir sekitar 37 hektare, yang rusak atau gagal panen mencapai 9,5 hektare dan 27,5 hektare hanya tergenang. Semua komoditas yang gagal panen adalah tanaman padi," ungkapnya. (*/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler