Atas Ruang Kelas Roboh, Risma Panik, Kaki Kiri Patah

Kamis, 26 Oktober 2017 – 07:05 WIB
Puji Pur Sucahyo, kepala SDN Wonokerto III memeriksa kondisi ruang kelas kosong yang atapnya roboh. Foto: Icuk Pramono/Radar Ngawi/JPNN.com

jpnn.com, NGAWI - Para siswa langsung panik tatkala atap bangunan ruang kelas kosong di SDN Wonokerto III, Ngawi, Jatim, mendadak roboh, Selasa lalu (24/10).

Saat kejadian, proses kegiatan belajar-mengajar sedang berlangsung.

BACA JUGA: Dua LC Karaoke Pakai Narkoba agar Kuat Goyangannya

Kondisi itu membuat panik siswa kelas V yang ruangnya bersebelahan langsung. Mereka berupaya keluar dari kelas. Nahas bagi Fazahra Diaz Claurisma,10.

Saat berlari justru terjatuh. Akibatnya, kaki kirinya mengalami patah tulang.

BACA JUGA: Korban Keracunan Jajanan Kenduri 108 Orang

’’Tidak ada unsur ketiban atap. Karena lari buru-buru kejengklok, mungkin (setelah itu, Red) natap pot bunga,’’ ujar Puji Pur Sucahyo, kepala SDN Wonokerto III kemarin (25/10).

Awalnya, Puji dan sejumlah guru mengira jika Risma –sapaan Fazahra Diaz Claurisma- hanya terkilir. Risma selanjutnya dibawa ke unit kesehatan siswa (UKS) untuk mendapatkan perawatan sementara.

BACA JUGA: Warga Tuntut Pembangunan Dua Musala Rp 509 Juta

Namun, sesampainya di rumah, menurutnya Risma masih mengeluh sakit. Akhirnya Risma dibawa ke RS Widodo Ngawi untuk dirontgen. ’’Dari hasil rontgen ada tulang yang tidak beres. Saya anter sampe pukul 01.30,’’ tuturnya.

Puji pun mengaku jika sejumlah guru datang untuk menjenguk Risma, kemarin (25/10). Menurutnya, pelajar berusia 10 tahun tersebut bakal menjalani operasi. Untuk sementara, pengobatan masih ditanggung pihak keluarga.

Dia menambahkan jika ruang kelas yang roboh tersebut sudah sekitar 2 tahun dikosongkan. Sebab, kondisinya dianggap membahayakan.

Kuda-kuda yang mulai melengkung dan kayu yang mulai lapuk akibat dimankan rayap. Pihaknya bahkan sudah memasang bambu sebagai penyangga.

Sedangkan kelas tersebut dikunci rapat. ’’Penghuninya, siswa kelas IV dipindah ke ruang perpustakaan,’’ bebernya.

Menurutnya, hujan deras yang terjadi pada malam sebelumnya membuat kondisi atap berat. Hingga akhirnya atap ruang kelas tersebut roboh. Dikatakan, bangunan kelas tersebut uzur.

Pasalnya, bangunan tersebut diperkirakan sudah berusia puluhan tahun. ’’Terakhir 2008 lalu. Cuma itu bukan RKP (Pembangunan Ruang Kelas Baru, Red) tapi cuma rehab,’’ imbuhnya.

Setelah kejadian tersebut, lanjutnya, kegiatan belajar-mengajar (KBM) tetap berlanjut. Sekadar mengalami pergeseran jam pulang. Kemarin (25/10), KBM berjalan seperti biasanya.

Usai kejadian, pihak sekolah melaporkannya ke UPT pendidikan Kedunggalar dan Dinas Pendidikan (Dindik) Ngawi. Menurutnya, kepala UPT datang bersama sejumlah perwakilan dari Dindik Ngawi.

’’Hari ini (kemarin, Red) Pak Abimanyu (Kepala Dindik Ngawi, Red) juga datang,’’ ungkapnya.

Puji menuturkan, pihaknya untuk sementara belum bisa berbuat banyak selain membersihkan puing-puing atap ruang kelas.

Dia menyatakan akan segera memperbaiki ruang kelas tersebut. Hal tersebut sebagai upaya untuk mengembalikan murid kelas IV yang sementara menghuni perpustakaan.

’’Cuma nanti menunggu perbaikan, termasuk dananya,’’ pungkasnya. (odi/ota)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bermula Penemuan Tongkat, Ada Jasad Penuh Luka Bakar


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler