Warga Tuntut Pembangunan Dua Musala Rp 509 Juta

Selasa, 17 Oktober 2017 – 10:39 WIB
Pembangunan jalan tol. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, NGAWI - Ratusan warga Desa/Kecamatan Widodaren, Ngawi, Jatim kembali menggeruduk kantor perwakilan PT Waskita Karya (Persero) kemarin (16/10).

Mereka kesal karena merasa dibohongi. Warga menganggap Badan usaha milik negara (BUMN) yang mengantongi kontrak pengerjaan ruas tol Ngawi-Solo itu mangkir.

BACA JUGA: Bermula Penemuan Tongkat, Ada Jasad Penuh Luka Bakar

"Karena belum diberikan, makanya ini kami tagih pembangunan dua musala seperti yang pernah dijanjikan,'' ujar Bambang Subiantoro, perwakilan warga Desa Widodaren.

Menurut Bambang, unjuk rasa tersebut berawal dari kekesalan warga Desa Widodaren.

BACA JUGA: Kodim Gelar Nobar Film G30S/PKI, Warga Desa Antusias

Sejak pembangunan tol dimulai, warga dibuat kesal dengan debu yang disebabkan wira-wiri kendaraan yang mengangkut material.

Kondisi tersebut membuat beberapa warga memilih untuk menutup rumah, bahkan toko.

BACA JUGA: Warga Tolak Pembangunan Gedung Sekolah, Petugas Kena Damprat

"Juga suara bising pengerjaan proyek. Sebab, pengerjaan sampai malam," bebernya.

Warga akhirnya meminta kompensasi atas gangguan yang dialami. Sayang, pihak Waskita Karya tidak menerima permintaan kompensasi dalam bentuk uang tunai.

Mereka beralasan pemberian kompensasi uang diharamkan. Warga hanya diperbolehkan meminta fasilitas umum.

"Dari pihak PT Waskita, tidak ada kompensasi dalam bentuk uang. Adanya fasilitas umum," jelasnya.

Warga Desa Widodaren pun pasrah. Selanjutnya, warga mulai membangun fasilitas umum yang berupa dua musala di Dusun Kedungprahu.

Menurut dia, istilah kompensasi berubah menjadi bantuan.

Selanjutnya, proposal pembangunan musala tersebut disodorkan kepada pihak Waskita Karya sekitar dua pekan lalu.

Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan dua musala itu Rp 509 juta.

Ternyata, pengajuan proposal tersebut ditolak PT Waskita Karya. Alasannya, nilai bantuan pembangunan musala dianggap berlebihan.

Jika sebelumnya pihak Waskita Karya dikatakan bisa mengabulkan sekitar 50 persen dari anggaran yang diajukan, ternyata nominal yang diberikan lebih kecil.

"Ternyata hanya Rp 90 juta," imbuhnya.

Warga Desa Widodaren lantas tidak terima. Akhirnya, Jumat lalu perwakilan warga mendatangi kantor PT Waskita Karya.

Sayang, pihaknya tidak bisa bertemu dengan pimpinan PT Waskita Karya. Kondisi tersebut membuat warga geram. Warga lantas memblokade akses ke lokasi pembangunan tol.

Aksi tersebut mendapat perhatian dari Polsek Widodaren. Warga diminta untuk membuka lagi akses itu.

Sebagai imbal balik, pihak kepolisian menyiapkan waktu untuk mediasi.

"Akhirnya dimediasi Senin ini," ungkapnya. Meski ada mediasi, aksi tersebut sempat panas. Kekesalan warga belum habis setelah pihak Waskita Karya terindikasi mangkir dari sejumlah kesepakatan sebelumnya. (odi/c11/diq/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perjuangan Melawan Belanda, Tutut Lihai Bikin Granat


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
demo warga   Ngawi  

Terpopuler