Katak tebu saat ini telah menjadi hama yang merajalela di daratan Australia dan memicu kepunahan satwa endemik. Namun demikian seorang akademisi justru menyarankan agar warga Australia mulai memasukan katak tebu dalam menu makanan mereka. 

BACA JUGA: Presiden AS Barack Obama akan Berpidato di Universitas Queensland

Mengkonsumsi hama  yang telah menginvasi sejumlah kawasan di Australia ini diyakini menjadi solusi yang menguntungkan ekosistem Australia maupun perut warga. Hal ini dikatakan Professor Philip Hayward dari Universitas Southern Cross. "Sebenarnya daging katak madu itu merupakan bahan makanan yang sehat. jika hewan itu bisa dieksploitasi secara ekonomi maka akan menghasilkan dua keuntungan sekaligus," katanya pada ABC Darwin. Katak tebu diperkenalkan ke Australia pada tahun 1935 untuk mengontrol kumbang yang banyak merusak bibit tanaman tebu. Saat ini diperkirakan populasi katak tebu di Australia mencapai 200 juta ekor yang tersebar tak terkendali di sejumlah negara bagian, terutama di utara Queensland dan Northern Territory. Profesor Hayward mengatakan mengkonsumsi katak tebu memang tidak dapat membasmi secara keseluruhan hama tersebut namun sektor kuliner dapat lebih ditingkatkan dikawasan yang paling parah dilanda serbuan satwa ampibi tersebut.
"Kita bisa menekan jumlah populasi mereka dan pada saat yang bersamaan kita memiliki produk pangan yang sehat dan berlimpah," katanya. Dia menyarankan agar restoran di kawasan yang banyak didatangi wisatawan bisa secara khusus mengeruk keuntungan dari menjual makanan yang terbuat dari daging katak tersebut. "Wisatawan China cukup menyukai daging katak," katanya. "Jika saja saat ini ada makanan khusus yang terbuat dari daging katak di Northern Territory...kita bisa menjualnya dengan harga yang lumayan,"  Apakah rasanya sama seperti daging ayam? Profesor Hayward mengatakan daging katak tebu merupakan pilihan daging yang cukup sehat karena kaya dengan kandungan omega 3. Dirinya pernah memakan kulit katak tebu yang berwarna coklat dan ternyata rasanya tidak terlalu buruk seperti yang dibayangkan banyak orang. "Begitu dimasak, tidak ada yang aneh dengan rasa maupun bentuk daging  katak, tidak juga licin seperti dibayangkan orang," katanya. "Dan dagingnya juga tidak memiliki aroma yang kuat dan sangat mudah dan lezat untuk dibumbui," "Rasanya sama saja dengan menu daging katak dari jenis lain yang umum disajikan di restoran. Bahkan katak yang banyak dijual di restoran di Perancis aromanya sangat kuat seperti bawang putih," Hayward usulan untuk mendorong agar warga Australia mengkonsumsi katak tebu ini akan diungkapkan dalam konferensi budaya makanan daerah di Byron Bay minggu depan. Dia mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui cara pembunuhan dan menguliti metode yang tepat untuk memastikan calon penikmat makanan ini tidak terpengaruh oleh racun tebu kodok. Seperti diketahui katak tebu memiliki kelenjar racun di bahu, mata, indung telur dan telur, tapi kaki belakang mereka yang berdaging dapat dimakan jika dipersiapkan dengan hati-hati. Proyek pangan Gulp di wilayah NT dibentuk untuk mempersiapkan katak tebu untuk dikonsumsi dan telah menerbitkan blog mengenai metode persiapan yang aman. Metode Gulp ini melibatkan proses dimana katak tebu dibekukan dulu sehingga hewan itu bisa santai pada saat kematiannya dan meminimalkan kemungkinan racun menyebar melalui tubuhnya. Katak tebu yang telah mati kemudian dapat dicairkan, kakinya diangkat dan bisa digunakan dalam berbagai metode masak mulai dari ditumis hingga menjadi salad ala Asia. "Kita perlu melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pada kondisi macam apa bisa ditemukan kemungkinan jejak racun pada daging katak tebu  dan perlu ada kode industri praktek," kata Profesor Hayward. "Tapi selama ini ketika orang makan kaki katak tebu, mereka baik-baik saja. 

 

BACA JUGA: Antisipasi Ebola, Selandia Baru Minta RS Royal Melbourne Periksa Paket Mencurigakan

BACA JUGA: Pembuat Film Ini Abadikan Kehidupan Platipus selama 7 Tahun

BACA ARTIKEL LAINNYA... Coba Selamatkan Sang Ayah yang Tenggelam, Pemuda Ini Alami Trauma

Berita Terkait