Atasi Krisis Listrik, Usul PLN Dipecah jadi Empat

Selasa, 09 September 2014 – 12:45 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Ekonomi dari Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Agus Tony Poputra, memperkirakan krisis listrik di Indonesia masih akan terus terjadi.

Terlebih, luas jangkauan layanan PLN yang meliputi seluruh wilayah Indonesia membuat perusahaan plat merah itu tidak fokus.

BACA JUGA: Suradi Gantikan Natal jadi Sekper WIKA

Mengingat Jawa dan Bali memiliki infrastruktur pendukung yang jauh lebih baik, maka investasi PLN banyak diarahkan ke wilayah ini.

Sebaliknya kawasan lain terutama Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang merupakan wilayah kepulauan dan terbatas dalam infrastruktur pendukung sehingga investment cost-nya tinggi, menjadi prioritas kesekian.

BACA JUGA: Desak Hentikan Proses Penataan Spektrum Frekuensi 800 Mhz

“Bila kondisi ini terus dibiarkan, maka wilayah-wilayah di luar Jawa dan Bali semakin tertinggal dalam investasi, karena investor potensial mensyaratkan ketersediaan energi listrik,” ucap Agus dalam siaran persnya, Selasa (9/9).

Untuk mengantisipasi hal tersebut, berbagai upaya serius harus dilakukan pemerintah, baik pada tingkat pusat maupun daerah.

BACA JUGA: Produksi Rokok Tak Lagi Mengebul

"Salah satunya adalah dengan melakukan spin off atau memecahkan diri menjadi beberapa anak usaha PT PLN. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan energi listrik dalam menjaga momentum perekonomian nasional," serunya.

Untuk pemetaannya, kata Agus, Pulau Jawa dan Bali disatukan, mengingat kedua daerah ini memiliki banyak industri. Sehingga PLN di wilayah itu dapat melakukan subsidi silang dengan kebutuhan listrik rumah tangga.

“Konsekuensinya, perusahaan PLN baru yang melayani kedua daerah tersebut tidak perlu atau sedikit diberikan subsidi oleh pemerintah. Sebaliknya perusahaan pecahan PLN yang lain di wilayah minus diberikan subsidi yang sesuai dengan kebutuhan,” papar Agus.

Menurut hematnya, strategi spin-off PLN membuat subsidi listrik tepat sasaran serta penanganan masalah listrik antar wilayah lebih terfokus dan efektif.

Namun, strategi ini perlu didukung dengan program 'Desa Mandiri Listrik' untuk desa yang berada pada remote area dengan memanfaatkan sumber pembangkit listrik yang tersedia di desa-desa tersebut.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi loss daya listrik di jalan apabila harus dilayani oleh pembangkit listrik utama PLN.

Karena alasan tersebut, pihaknya mendesak pemerintah untuk untuk melakukan spin-off menjadi tiga atau empat perusahaan mandiri berdasarkan wilayah, agar kinerja listrik Indonesia bisa meningkat signifikan.

“Karena itu, kami mendesak PLN untuk segera melakukan spin-off, agar dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar daerah yang disebabkan oleh persoalan listrik,” tandasnya. (chi/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pimpinan MPR Tuding Kemen PU Terlalu Sibuk soal Pantura


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler