Atasi Krisis Multidimensi dengan Patriotisme

Sabtu, 12 November 2011 – 17:58 WIB

JAKARTA -- Krisis multidimensi yang melanda Indonesia harus dapat diatasi oleh segenap elemen masyarakat, khususnya para pemuda sebagai penerus masa depan bangsaTerutama, krisis kejujuran, krisis kesadaran, dan krisis tanggung jawab yang mengikis semangat patriotisme dan nasionalisme

BACA JUGA: Horee...Komodo Masuk 7 Keajaiban Dunia

Krisis multidimensi yang menghambat pencapaian tujuan mewujudkan masyarakat Indonesia yang merdeka, berbudaya, beradab, dan sejahtera.

“Kita sekarang mengalami tiga krisis, krisis kejujuran, krisis kesadaran, dan krisis tanggung jawab, ketiga krisis ini hanya bisa diatasi dengan patriotisme karena ketiga hal ini merupakan landasan dari patriotisme itu sendiri,” kata Koordinator Lembaga Studi DaNaTa, Kemal Surianegara dalam diskusi publik Indonesian Youth Camp 2011 bertema ‘Patriotisme dan Tantangan Asean Community 2015’ di Jakarta, Sabtu (12/11).

Kemal Surianegara mengatakan, patriotisme (rasa cinta Tanah Air) merupakan padanan universal dari nasionalisme (rasa kebanggaan nasional) dengan tingkat kesadaran masyarakat yang lebih tinggi dan bertekad hidup secara bersama secara rukun, damai atas dasar prinsip ajaran para leluhur Nusantara
Atau, dapat dikatakan patriotisme sebagai nilai dinamis Pancasila

BACA JUGA: Voting Komodo Berakhir

Dan, nilai-nilai patriotisme inilah yang diperlukan sekarang dalam membangun Indonesia saat ini dan mendatang.

‘Patriotisme penting untuk membangun kesejahteraan rakyat dan memelihara kerukunan bangsa
Tugas Negara adalah menjamin keselamatan dan kesejahteraan rakyat,” katanya.

Dalam era demokrasi, kata Kemal Surianegara, patriotisme perlu diarahkan guna mewujudkan demokrasi Nusantara, dan bukan demokrasi asing

BACA JUGA: Pamong Desa Mogok Pungut PBB dan Garap e-KTP

Demokrasi yang bercermin pada nilai-nilai luhur yang pernah lahir dan ada di Indonesia, seperti musyawarah mufakat dan gotong-royongMelalui demokrasi Nusantara ini diharapkan berbagai dampak buruk demokrasi yang kebablasan, seperti politik uang, ego pribadi dan kelompok atau golongan dapat terhindarkan.

Dalam kehidupan berpolitik dewasa ini, sudah saatnya dilakukan rekonsiliasi nasionalBersama-sama bertekad mengutamakan kepentingan umum atau kepentingan rakyat Indonesia secara luas di atas kepentingan politik pribadi, partai politik, atau kelompok dan golongan. 

“Sekarang sudah saatnya rekonsiliasi nasional, kita harus melampaui kepentingan pribadi, kelompok, dan golongan demi kepentingan bersama rakyat Indonesia,” kata Kemal Surianegara.

Terpisah, Suyadi Prawiro dari Bidang Pemberdayaan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) mengatakan sudah saatnya para pemuda Indonesia bangkit dengan rasa nasionalisme yang besar guna meneruskan serta mengisi pembangunan Indonesia ke depanTermasuk, mempersiapkan diri menghadapi persaingan global.

“Tanpa nasionalisme akan timbul perpecahan, disintegrasi bangsa, dan intervensi asing, makanya para pemuda harus bangkit dengan rasa nasionalisme yang besar,” pesan Suyadi Prawiro kepada seluruh perwakilan pemuda dari 25 provinsi di Indonesia yang mengikuti kegiatan Indonesian Youth Camp 2011 di Jakarta.

Sementara, mantan Ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Arif Mustofa, mengatakan para pemuda harus dapat menentukan sikap dan tujuan dalam mengisi pembangunan ke depanMenyelesaikan berbagai persoalan kebangsaan dengan terus berkarya nyata untuk Indonesia.

“Ini tantangan anak muda, mau jadi agen perubahan sosial, pewaris agen perubahan yang lebih baik, atau mau menjadi korban perubahan sosial,” ujarnya(sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Rekanan BPOM Ditahan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler